Walau Tak Bisa Melihat, Mama di Yamor Ini Menari Sambut Fredi Thie

Seorang wanita tua yang tak dapat melihat di Muara Napuri, Kampung Omba Pamuku, menari untuk menyambut kedatangan calon bupati Kaimana, Fredi Thie, saat tatap muka di wilayah yang masuk dalam pemerintahan Distrik Yamor, Kabupaten Kaimana ini.

Dia bersama tiga perempuan lainnya yang telah berusia senja gembira menyambut kedatangan rombongan yang tiba sekira pukul 09.00 WIT, Senin (09/11/2020) lalu. Walau hanya berdiri di satu tempat, namun mereka terus menari sambil melatunkan lagu adat dan sesekali menyebut Kaibus.

Dengan suara terbata-bata, wanita paruhbaya itu mengaku senang karena ada calon bupati yang mau datang ke tempat mereka untuk melihat kehidupan masyarakat. Dia berharap ke depan ada perhatian yang diberikan untuk mereka.

Dalam pertemuan yang digelar di Posko pemenangan TERKABUL di tempat ini, Melkianus salah satu perwakilan masyarakat mengakui jika mereka adalah warga RT III Kampung Omba Pamuku. Hanya saja karena kampung tersebut selalu tergenang air, maka mereka putuskan untuk pindah dan tinggal di muara Napuri.

“Kami berharap setelah bapa terpilih nanti, bisa perhatikan masyarakat yang tinggal di sini. Bukan hanya soal pendidikan, kesehatan dan ekonomi, tapi juga pembentukan kampung sendiri karena warga disini sudah banyak,” tuturnya.

Dirinya lalu mengatakan warganya siap memenangkan pasangan TERKABUL dalam Pilkada 09 Desember mendatang. Dengan demikian, harapan akan perubahan itu bisa terwujud.

Menjawab keluhan warga itu, Fredi Thie mengatakan, tujuan kehadiran pemerintah adalah untuk membantu masyarakat, bukan untuk menimbulkan persoalan baru, apalagi menyebabkan masyarakat semakin menderita.

Oleh karena itu, jika rakyat memberikan amanah kepada pasangan TERKABUL, maka kebijakan pengelolaan APBD akan lebih berpihak kepada masyarakat kecil sesuai dengan visi dan misi pasangan TERKABUL.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

“Kami pasangan TERKABUL turun langsung seperti ini untuk melihat dan mendengar persoalan yang dihadapi masyarakat di semua kampung. Sehingga kami tau apa yang harus dilakukan untuk masyarakat tiap kampung di lima tahun mendatang,” katanya.

Pria yang akrab disapa Kaibus ini kemudian menjelaskan jika pemekaran kampung dan distrik menjadi agenda dalam pembangunan ke depan. Untuk itu, dia juga menitipkan pesan kepada masyarakat yang tinggal Napuri agar mencari lokasi yang memadai dan mudah diakses menggunakan jalan darat.

“Harus dicari lokasi yang ketika banjir tidak tergenang air. Tetapi juga mudah diakses ketika jalan darat dibuka. Karena ke depan kami ingin akses jalan penghubung antar kampung-kampung dan distrik dapat terkonek,” katanya.

Pantauan papuakini, rumah-rumah penduduk di sini rata-rata berada di ketinggian satu setengah sampai dua meter dari permukaan tanah. Bangunannya pun terlihat sangat sederhana karena dibuat dengan bahan seadanya dan beratapkan daun sagu.(yos)