Tak Terisi Penuh, Kuota Beasiswa Asing Papua Barat Diberi ke Daerah Lain

Papua Barat rugi karena hanya bisa mengisi 2 dari 5 kuota untuk seleksi mendapatkan beasiswa asing kerjasama Pemprov Papua Barat dengan pemerintah Australia.

Tiga kuota yang tidak terisi ini akan diberikan ke pemerintah daerah lain.

“Hanya 2 orang yang lulus maju sampai pada tahap ini. Tentunya kita merasa rugi karena seharusnya bisa 5 orang. Awalnya kami mengirim 10 kandidat yang diseleksi sesuai dengan standar untuk dipilih 5 orang,” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Papua Barat, Prof Dr Charlie D Heatubun SHut MSi FLS.

Seperti diberitakan sebelumnya, dua dari tiga kandidat dari Papua Barat penerima beasiswa Split-Site Master Program mengikuti ujian International English Language Testing System (IELTS) oleh IALF Bali di ruang multimedia kantor Gubernur Papua Barat, Arfai Manokwari, pada 19 Maret 2022. Satu kandidat tidak bisa mengikuti ujian karena kendala transportasi dari luar kota.

Jika dapat beasiswa itu, ASN dan Honorer yang mengabdi di Provinsi Papua Barat akan memperoleh gelar ganda master, 1 dari Universitas Indonesia dan 1 dari Griffith University, Australia.

Program beasiswa ini terdiri dari 1 tahun belajar di Universitas Indonesia, yang dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat, dan 1 tahun belajar di Griffith University, Australia yang dibiayai oleh Pemerintah Australia.

Program ini terlaksana setelah Balitbangda Papua Barat mengajukan proposal untuk diseleksi menjadi mitra program kerjasama dengan Universitas Indonesia dan Pemerintah Australia, dalam hal ini Universitas Griffith. Dua pemerintah terpilih, yaitu Provinsi Papua Barat dan Pemerintah Kabupaten Gorontalo.

Menurut Prof Charlie, sapaan akrab Kepala Balitbangda Papua Barat, ini jadi pembelajaran supaya bisa menyiapkan kandidat untuk mengikuti program beasiswa asing dengan baik.

“Saya berharap, berikutnya kita akan coba lagi dan lakukan dengan lebih baik sehingga kesempatan berharga seperti ini bisa dimanfaatkan maksimal mungkin. Tentunya ini menjadi pekerjaan rumah, bagaimana mempersiapkan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, dengan baik supaya bisa berkompetisi untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri,” tutur Prof Charlie.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

Selain program beasiswa ini, Balitbangda Papua Barat mengadakan program kerjasama dengan Fakultas MIPA Universitas Indonesia untuk mengadakan program S2 dan S3 melalui jalur riset.(*/dixie)