Dinas Kesehatan Papua Barat mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit, termasuk monkeypox (cacar monyet), yang sekarang sedang melanda dunia.
“Hingga saat ini belum ada kasus monkeypox yang dilaporkan di Indonesia, namun kita semua tetap harus waspada,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat, Otto Parorrongan SKM MKes, dalam siaran pers 30 Mei 2022.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dr dr Maxi Rein Rondonuwu, DHSM MARS, mengatakan berdasarkan laporan WHO per 21 Mei 2022, kasus monkeypox baru muncul di beberapa negara non endemis seperti Australia, Belgia, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia, Inggris, dan Amerika Serikat.
Penyakit monkeypox dapat dicegah dengan melalukan beberapa seperti menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau handsanitizer.
Juga menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata, menghindari kontak fisik dengan seseorang yang sakit dengan gejala serupa monkeypox, termasuk tempat tidur atau pakaian yang dipakai penderita.
“Bagi masyarakat yang baru kembali dari wilayah terjangkit agar segera memeriksakan diri jika mengalami demam tinggi mendadak, pembesaran kelenjar getah bening dan ruam kulit dalam kurun waktu kurang dari 3 minggu setelah kepulangan dan menginformasikan riwayat perjalanan kepada petugas kesehatan,” imbau Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat.
Tidak ada perawatan khusus atau vaksin yang tersedia untuk penyakit monkeypox ini. Namun pengobatan simptomatik dan suportif tetap dapat diberikan untuk meringankan gejala yang muncul.
Monkeypox adalah penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia akibat virus Monkeypox.
Monkeypox pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di Denmark ketika ada dua kasus seperti cacar muncul pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian, sehingga cacar ini dinamakan monkeypox.(dixie)
Click here to preview your posts with PRO themes ››