Genjot Pertumbuhan IPM Daerah, Pemkab Kaimana Kuliahkan 62 Siswa di 6 Perguruan Tinggi

Bupati Kaimana, Freddy Thie, melepas 62 calon mahasiswa yang akan menempuh pendidikan tinggi di sejumlah perguruan tinggi di luar daerah, 08 Agustus 2022.

Siaran Pers Pemkab Kaimana uang diterima papuakii pada 09 Agustus 2022 menyebutkan, pelepasan di Gedung Pertemuan Krooy itu turut dihadiri, antara lain, Sekda Kaimana, Donald R Wakum, Kadis Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Ray Ratu, dan Ketua MUI Kaimana, Muhammad Zain Fariza.

Kampus yang akan dituju berikut pembagian jumlah siswanya adalah Institut Pertanian Bogor (IPB) 8 orang, Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga 20 orang, UIN Pekalongan 7 orang, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus 7 orang, Institut Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama (ITS NU) Pekalongan 5 orang, dan Mahasiswa Jalur ADik (Afirmasi Pendidikan Tinggi) 15 orang.

Biaya studi 62 calon mahasiswa tersebut, kata Bupati Kaimana, sepenuhnya ditanggung Pemkab Kaimana melalui program beasiswa dengan tujuan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Kaimana.

“Salah satu indikator utama yang digunakan secara universal untuk mengukur pembangunan di suatu negara atau daerah adalah IPM, yakni sebuah indikator yang mengukur pembangunan manusia pada 3 dimensi, yaitu dimensi pendidikan, kesehatan dan ekonomi,” beber Freddy Thie.

Dimensi pendidikan, beber Bupati Kaimana, dapat dikaitkan dengan salah satu tujuan nasional sebagaimana termuat dalam mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

Bupati berdarah Tionghoa itu berpendapat, bangsa atau masyarakat yang cerdas merupakan tujuan nasional, dan pada akhirnya akan kembali menjadi modal dasar bagi pembangunan itu sendiri. Untuk dapat mengakselerasi pembangunan di suatu wilayah, dibutuhkan sumber daya manusia yang cerdas atau berkualitas.

“Pendidikan merupakan jalan utama mewujudkan manusia yang cerdas dan berkualitas. Oleh sebab itu, intervensi Pemerintah Daerah dalam bidang pendidikan tidak dapat kita batasi hanya pada jenjang pendidikan dasar atau menengah, namun harus hingga jenjang pendidikan tinggi dengan tentunya memperhatikan aturan perundang-undangan yang berlaku,” tutur Freddy Thie.

Lebih lanjut, ayah empat anak ini menerangkan, dalam visi misi Pemerintah Kabupaten Kaimana di bawah kepemimpinannya, selain optimalisasi layanan pendidikan dasar sebagaimana termuat dalam misi ke-2, dirinya juga menempatkan pendidikan tinggi dalam salah satu program prioritas dari 19 program prioritas.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

“Dalam program prioritas ini, saya ingin menyediakan akses yang luas bagi putra-putri Kaimana untuk menempuh pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi melalui kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi dan instrumen lainnya seperti penyediaan bantuan bagi mahasiswa,” ujar Freddy Thie.

Selanutnya, dalam konteks otonomi khusus, upaya yang dilakukan saat ini merupakan pengejawantahan amanat Undang-Undang Otsus yakni pada pasal 56 ayat (6) huruf a yaitu mengalokasikan anggaran pendidikan sampai pendidikan tinggi bagi orang asli Papua.

Katanya, kebijakan penyediaan akses jenjang pendidikan tinggi bagi putra-putri Kaimana, tentunya akan berimplikasi pada meningkatnya capaian indikator pembangunan manusia pada dimensi pendidikan.

Setidaknya terdapat 2 indikator penyusun dimensi pendidikan dalam IPM yakni Harapan Lama Sekolah dan Rata-Rata Lama Sekolah. Adapun capaian pada tahun 2021 adalah 12,41 tahun untuk Harapan Lama Sekolah dan 8,58 tahun untuk Rata-Rata Lama Sekolah.

Berdasarkan data tersebut, secara pertumbuhan, untuk Harapan Lama Sekolah, pertumbuhan di tahun 2021 adalah 0,28% dibanding tahun 2020, dan itu merupakan pertumbuhan terbesar dalam 8 tahun terakhir.

“Prestasi ini tidak boleh membuat kita terbuai dan terlena, namun harus menjadi penyemangat bagi kita sekalian untuk dapat berbuat lebih baik ke depannya,” tegas Freddy Thie.

Untuk itu Bupati Kaimana berharap 62 calon mahasiswa itu memanfaatkan kesempatan ini untuk dapat belajar dengan baik, agar dapat meningkatkan kapasitas diri, membanggakan orang tua dan keluarga, dan memberikan manfaat serta berkontribusi dalam pembangunan Kaimana di kemudian hari.

“Saya juga meminta orangtua atau wali untuk tetap mendukung anaknya dalam menempuh pendidikan. Bantuan pemerintah ini tidak berarti orangtua atau wali melepas tanggung jawabnya dalam hal pendidikan bagi anaknya. Support dalam bentuk materiil dan non materiil dari orangtua atau wali sangat dibutuhkan oleh adik-adik mahasiswa ini demi kelancaran studi mereka,” tutup Freddy Thie.(*)