Warga Materabu Jaya: Listrik Nyala 2 Minggu Mati 1 Bulan

“Listrik di sini nyala dua minggu, lalu mati 1 bulan. Begitu terus. Memang gratis, tapi kami lebih pilih bayar Rp150 ribu per bulan dengan sistem listrik pulsa token daripada kondisi seperti sekarang ini.”

Ini adalah salah satu keluhan yang disampaikan Suheri, warga Kampung Materabu Jaya, Distrik Sumuri, Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat.

Keluhan dilontarkannya dalam pertemuan Ketua NasDem Papua Barat, Drs Dominggus Mandacan MSi, dan Caleg Nomor Urut 1 NasDem Papua Barat ke DPR RI, Cheroline Chrisye Makalew SP, ini disambut tepuk tangan hadirin.

Suheri merupakan bagian dari mayarakat transmigrasi yang datang ke sana pada 1999 dan 2000. Menurutnya, kala itu ada sekira 250 KK asli trans sedangkan sekarang tersisa sekira 60 KK.

Dia juga mengatakan sekira tahun 2004 ada pertemuan di balai kampung antara tokoh masyarakat dan tokoh adat dengan sebuah perusahaan internasional. Dalam pertemuan itu disebutkan kala perusahaan itu operasional dan berproduksi, maka wilayah ini akan jadi seperti Bontang. Bontang adalah sebuah kota minyak di Provinsi Kalimantan Timur.

“Kenyataannya sampai sekarang masih gemerontang, ndak ada-apa,” ketusnya disambut bukan cuma tepuk tangan tapi juga tawa hadirin.

Suheri lalu mengatakan kampung ini lapar ekonomi dan lapar pembangunan. Salah satu penyebabnya adalah jalan, disebutnya sebagai jalan, kilo dan jalan menuju Fakfak yang tak kunjung tuntas.

“Hari ini anak saya sudah seminggu masih di kilo 17. Jual rambutan dan durian. Dari tahun ke tahun caleg bilang mau tembuskan ke sana, sampai hari ini tak tembus-tembus,” tandas Suheri yang berharap semua keluhan ini bisa dicarikan solusinya.(dixie)

Click here to preview your posts with PRO themes ››