Gerardus Tembut

MANOKWARI — Insiden pemukulan sejumlah aktivis yang menggelar aksi long march peringatan Hari HAM Sedunia dijelaskan Koordinator Lapangan aksi itu, Gerardus Tembut.

[embedyt] http://www.youtube.com/watch?v=UEIn1RHZEqU[/embedyt]

Menurutnya, aksi long march dilakukan dari pertigaan beringin  terhenti di dekat Polsek Amban. Polisi yang menanti di sana  meminta massa naik ke dua truk Dalmas untuk menuju lokasi demo. Permintaan sempat ditolak karena massa ingin masyarakat tahu apa maksud dan tujuan aksi itu. Setelah negosiasi, disepakati massa kemudian naik ke dalam truk Dalmas. Di dalam truk itu massa berorasi.

Gerardus mengatakan, tidak semua massa naik ke dalam truk Dalmas, karena ada juga aktivis yang naik motor dan mobil. Yang naik motor berkendara di depan truk Dalmas, sedangkan yang naik mobil di belakang truk Dalmas.

“Sampai di depan Swiss Bel, motor berjalan pelan karena kawasan itu macet. Sejumlah aparat kemudian turun, lalu memukuli sejumlah aktivis dengan pentungan karet. Mereka menyuruh agar pemotor cepat berjalan. Tapi tidak bisa, karena kondisi jalan memang macet,” ungkapnya, saat dijumpai di sela peringatan 40 hari meninggalnya dua mahasiswa Unipa korban pembunuhan sadis 31 Oktober lalu, di kawasan dekat Kali Pami, Amban Pantai, Sabtu (10/12).

Kondisi ini membuat aktivis yang ada dalam truk Dalmas turun. Entah bagaimana kemudian terjadi kejar mengejar antara massa dengan polisi. “Saya dengar ada warga yang bukan massa aksi yang jadi korban aksi polisi, karena diduga sebagai bagian dari aksi. Jika itu benar terjadi, kami inta maaf,” tegasnya.

Dia lalu mengatakan mendengar kabar bahwa aksi mereka untuk mengacaukan seminar nasional tentang HAM yang sedang berlangsung di Swissbel. “Bila benar ada kabar seperti itu, saya tegaskan itu fitnah. Kami sama sekali tak ada agenda itu. Kami aksi damai,” tuturnya.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

Dia juga mendapatkan info bahwa ada massa aksi yang dikatakan dalam keadaan mabuk dan membawa senjata tajam. “Kabar itu juga tidak benar. Entah siapa yang menghembuskannya, dan dengan maksud tujuan apa, saya belum tahu. Yang pasti, sekali lagi, itu tidak benar,” tandasnya.

Belum diperoleh konfirmasi dari Polres Manokwari soal insiden ini.(***)