General Manager PLN Wilayah WP2B, Yohanes Sukrislismono, didampingi Humas PLN W2PB, Septian Pujiyanto.

MANOKWARI — Tantangan berat dihadapi PLN, khususnya Wilayah Papua dan Papua Barat (WP2B). Pasalnya, ada sekira 2500 desa yang harus diterangi PLN sampai akhir 2020 nanti, sebagai bagian dari program Papua Terang 2020.

Logo PLN
Logo PLN

“Itu berarti sekira tiga desa setiap hari,” ujar General Manager PLN WIlayah WP2B, Yohanes Sukrislismono, pada Papua Kini, baru-baru ini.

Untuk itu, PLN sangat butuh bantuan dan dukungan semua pihak, khususnya sembilan pemerintah daerah tempat beradanya 2500 desa tersebut. “Hal yang pertama tentunya adalah data akurat dari masing-masing pemerintah daerah,” tuturnya, didampingi Humas PLN W2PB, Septian Pujiyanto.

Data tersebut akan membuat PLN bisa menyusun skala prioritas berdasarkan, antara lain, dekat tidaknya desa tersebut dengan jaringan PLN yang sudah ada, ada tidaknya jalan masuk ke desa itu, dan ada tidaknya potensi energi terbarukan seperti air atau paparan sinar matahari memadai yang memadai untuk penggunaan solar cell (panel surya) di desa bersangkutan.

[yop_poll id=”4″]

Yang paling gampang, tentunya, adalah desa yang letaknya dekat jaringan PLN yang sudah ada. Yang paling susah adalah desa terisolasi yang tak ada akses jalan, yang membuat PLN akan kesulitan untuk membangun atau mengadakan pembangkit di desa bersangkutan.

“Tantangannya beragam. Disesuaikan dengan kondisi daerah masong-masing. Itu semua bisa kita atasi dengan saling bekerjasama. Pemerintah daerah bisa membantu dalam hal, misalnya, perijinan, lahan, dan kerjasama operasional,” ungkap Yohanes.(***)