MANOKWARI — Pilkada di Papua Barat kadung dinyatakan sebagai pilkada dengan Indeks Kerawanan Pilkada tertinggi di Indonesia. Jadi tugas kita bersama untuk menjadikan predikat itu sebagai early warning, atau peringatan dini, yang bisa diantisipasi sejak dini.
“Mari kita sama-sama balikkan prediksi itu. Mari kita jadikan Pilkada di Papua Barat sebagai yang teraman di Indonesia. Terbukti, sampai saat ini kita sangat aman,” ujar Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Papua Barat, Kolonel (Kav) Abdul Haris Napoleon, dalam sambutan pertemuan Polda dengan KPU, Bawaslu, dan para kandidat Pilgub PB di Swiss Belhotel Manokwari, Jumat (13/1).
Dia mengingatkan jangan sampai kekerabatan hilang karena konflik politik. Sebagaimana relatif tingginya situasi di Maybrat. “Saya katakan pada seluruh warga, siapapun pemenangnya, tetap keluarga Kocu juga yang menang. Begitu juga di Papua Barat. Siapapun yang menang, itulah pimpinan pilihan rakyat,” tuturnya.
Untuk itu, dia meminta para kandidat membantu mencegah jangan sampai terjadi konflik politik akibat gesekan-gesekan, yang bisa memecah belah persatuan.
“Ibarat bandul, konflik di atas, kalau ada, pelan, tapi di bawah sangat cepat dan jauh ayunannya,” tutur pria yang baru jadi Kabinda PB pada 22 Desember 2016 lalu itu.
Pamen jebolan Akmil angkatan 1988 ini meminta sekecil apapun masalah yang tejadi hendaknya bisa diselesaika secepatnya. “Percikan-percikan itu biasa. Kita buat Papua Barat seondusif mungkin. Apalagi ini daerah pekabaran Injil. Semoga berlangsung sampai selesai Pilkada dan seterusnya,” ungkapnya.
Dia kemudian meminta bantuan semua pihak bila ada informasi untuk menyampaikannya. Dengan begitu bisa diambil tindakan secepatnya.
“Kami berharap tiap kandidat mendorong tim sukses, masyarakat pendukung, dan partai-partai pendukung untuk senantiasa jadi pemersatu di Papua Barat,” tandasnya.(***)
Click here to preview your posts with PRO themes ››