Polisi menyita dua ponsel istri almarhum H. Abdul Hakim Hafid, dan satu ponsel korban, untuk kepentingan penyelidikan kasus pembunuhan yang meghebohkan itu.
Penyitaan tiga ponsel itu merupakan bagian dari tiga kali olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di usaha coto Makassar di samping Pegadaian pasar Wosi itu.
“Olah TKP ini untuk meyakinkan pencarian fakta dan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Kami akan periksa isi HP itu untuk mencari petunjuk lainnya,” ujar Kapolres Manokwari, AKBP Christian Rony Putra, melalui Kasat Reskrim, AKP Aries D Kakori di ruang kerjanya Rabu (12/4) siang.
Polisi juga telah mengambil sampel darah di TKP untuk diperiksa di laboratorium forensik.
Polisi sudah meminta keterangan dari tujuh orang saksi. Mereka merupakan, keluarga dekat, inti dan tetangga sekitar rumah korban.
“Kita juga sudah minta hasil visum et repertum dari dokter RSUD Manokwari. Secara kasat mata ada 11 tusukan, tapi kita tetap merujuk pada hasil visum dokter nanti,” ungkapnya.
Pemeriksaan selanjutnya terhadap istri korban akan dilakukan ketika kondisi yang bersangkutan normal.
“Istri korban belum begitu normal keadaannya. Terkadang drop saat diperiksa. Makanya kita lakukan konseling yang di-back up Bagian Psikologi Biro SDM Polda PB, dan dari Bidokes Polda PB,” jelasnya.
Pemeriksaan itu, kata Kakori, masih sebatas hal-hal sebelum kejadian. “Kita belum mendalam untuk peristiwa pembunuhan itu,” tuturnya.
Untuk itu, ucap Kakori, polisi belum bisa menyimpulkan kasus ini, karena pemeriksaan belum dilakukan secara keseluruhan.
Namun, dari jumlah luka tusukan, Kakori mengatakan bahwa pembunuhan itu terjadi dengan adanya unsur kesengajaan, bukan spontanitas karena ingin melakukan perampokan.
Hal ini dikuatkan dengan uang kotak amal yang masih tetap utuh di kamar korban, dan uang mesjid lainnya yang disimpan dalam kotak abon gulung.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
“Intinya ini merupakan bagian dari strategi untuk pengungkapan kasus. Kita yakin, perkara Ini bisa selesai,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, almarhum H. Abdul Hakim Hafid ditemukan tewas mengenaskan bersimbah darah di kediamannya, Minggu (9/4) lalu.(Enjo)