Polantas Kini Didampingi Persenjataan
Serangan teroris, termasuk ISIS, terhadap institusi Polri membuat Polda Papua Barat menggencarkan simulasi penanganan teroris. Pasalnya, menurut Kapolda Papua Barat, Brigjen Pol Martuani Sormin, teroris bukan berkurang, tetapi bertambah.
Hal ini diungkapkan Sormin saat dikonfirmasi awak media usai pelaksanaan simulasi penanganan teroris di halaman Polda Papua Barat, Rabu (5/7) siang.
Kata Sormin, berdasarkan informasi media baik cetak, elektronik, visual maupun sosial, kelihatannya pelaku teroris semakin bertambah.
“Oleh sebab itu, simulasi ini dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan anggota, agar bisa melakukan penanganan saat diserang teroris,” ujarnya.
Kapolda mengatakan tujuan teroris itu untuk membuat Polisi takut. Jika polisi takut, maka tujuan mereka akan tercapai. Oleh sebab itu, Kapolda berulang kali menyampaikan pada anggota untuk tidak takut pada teroris maupun pelaku kriminal.
“Saya sampaikan pada anggota jangan takut dan jangan underestimate (pandang enteng) kekuatan mereka. Sebab, jika dilihat dari berbagai kasus yang terjadi, mereka itu personil dan perorangan. Mereka bukan berkurang tapi semakin bertambah. Tanpa komando, kordinasi dan organisasi kita sulit untuk melakukan pencegahan dan penindakan,” ungkapnya.
Kapolda mengingatkan teroris bisa melakukan aksinya kapan saja dan dimana saja. Bahkan polisi idah jadi target teroris. “Sejak saya di sini, saya sudah tingkatkan kewaspadaan dan bela diri anggota. Itu merupakan bagian dari kesiapsiagaan,” tandasnya.
POLANTAS
Terkait itu, Kapolda mengambil kebijakan baru terhadap unit lalulintas dalam penanganan lakalantas, dengan memberikan pendampingan kekuatan persenjataan.
“Saya sudah sampaikan pada personil lalulintas agar setiap penanganan lakalantas didampingi kekuatan persenjataan,” tuturnya, lalu mengatakan Polres Manokwari dan Polres Raja Ampat sudah melakukan simulasi penanganan teroris, dan diharapkan dilakukan Polres-Polres lainnya.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Sementara itu, terkait ada tidaknya ISIS di Manokwari, Kapolda menyatakan hal itu tidak bisa secara cepat dideteksi.
“ISIS ada dan tidaknya itu tergantung pikiran orang. Tidak bisa kita deteksi. Karena semua itu bisa terjadi dengan media yang cukup canggih yang dipakai teroris untuk melakukan pembai’atan,” tegasnya.(njo)