Gabungan mahasiswa dan pemuda Papua dan Papua Barat yang ada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) berencana menggelar aksi unjuk rasa di Monumen Nasional (Monas), Istana Merdeka dan Mabes Polri Jakarta, Selasa (8/8)

Unjuk rasa yang diperkirakan akan diikuti 1000 orang tersebut dilakukan untuk menuntut penegakan hukum terhadap pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Papua, khususnya kasus penembakan warga sipil oleh oknum Brimob di Kampung Oneibo, Kabupaten Deiyai, Papua.

Salah satu tokoh mahasiswa Papua di Jakarta, Willem Assem kepada papuaKini.codi Jakarta mengatakan, pelaku penembakan di Deiyai Papua harus diadili secara terbuka di hadapan masyarakat Papua.

Menurutnya tidak boleh ada yang ditutup tutupi dalam proses pengusutan.

“Ini kasus pelanggaran HAM wajib diselesaikan, harus diusut tuntas, pelaku penembakan harus diadili,” tegasnya.

Pengusutan kasus ini, menurutnya, tidak lagi hanya tugas Kapolri saja, akan tetapi tugas Presiden Jokowi bersama seluruh jajarannya.

“Polri adalah perpanjangan tangan dari Pemerintah, kami mau Jokowi turun tangan langsung untuk usut hal ini,” terangnya dengan nada yang cukup tinggi.

Dia mengatakan perwakilan pengunjuk rasa akan meminta bertemu dengan Presiden Jokowi. Apabila hal tersebut tidak bisa dilakukan, mahasiswa dan pemuda Papua di Jakarta akan menilai Jokowi tidak serius menyelesaikan pelanggaran HAM di Papua.

“Kami bukan demo tanpa alasan, Presiden harus menemui kami, negara harus bertanggung jawab,” tuturnya lalu mengatakan demo ini tidak ditumpangi muatan politis.(WaWi)