Ketua Partai Demokrat (PD) Papua Barat (PB) Roby Melianus Nauw menegaskan pengangkatan Plt Ketua PD Teluk Wondama adalah untuk lebih membesarkan Partai Demokrat.
“Kalau ada yang keberatan, itu sah-sah saja. Yang jelas, keputusan diambil berdasarkan berbagai paramete rjelas terkait internal kepartaian. Semua rapor DPC saya tahu,” ujarnya menjawab papuakini.co via ponselnya, Rabu (18/10).
Nauw kemudian membeberkan sejumlah catatan PD PB terkait Teluk Wondama. Hal utama adalah sulitnya komunikasi dan koordinasi dengan DPD, padahal ada masa krusial terkait pendaftaran dan verifikasi parpol di KPU.
“Verifikasi hanya 10 hari. Mestinya DPC dan DPD kompak. Harus koordinasi dan dengar arahan berjenjang dari pusat sampai ke DPD yang perpanjangan pusat. Wondama tak pernah hadir dalam rapat-rapat koordinasi di Sorong dan Manokwari,” bebernya.
“Juga hampir tidak pernah menghadiri iven nasional nasional yang diundang untuk dihadiri DPC. Hanya satu kali saja. Selain itu, ada dua atau tiga pengurus DPAC yang tak pernah disulkan Wondama,” tambahnya.
Selain itu, instruksi DPP PD terkait perayaan HUT ke 16 PD pada 9 September lalu juga tidak diindahkan.”Semua DPC diinstruksikan merayakan secara sederhana, dengan titik berat penjaringan dan perebutan hati DPAC. Wondama tak merayakan di Wondama tapi di Raja Ampat. Padahal itu komando dari DPP,” tegasnya.
Kalau ada keberatan dan merasa ada yang salah dalam penunjukan Plt Ketua PD Wondama, Nauw mempersilakan untuk mengujinya sesuai mekanisme partai, yaitu di Mahkamah Partai. “Kalau mau klarifikasi, ayo kita sama-sama ke Mahkamah Partai, karena SK yang sudah dikeluarkan hanya bisa dibatalkan Mahkamah Partai,” jelasnya.
Lebih lanjut, Nauw menegaskan Plt Ketua PD Teluk Wondama yang ditunjuk saat ini, Lazarus Bob Warinussy, adalah kader Demokrat yang dikenal luas. Lazarus dikenal pernah menjadi Ketua DPRD Teluk Wondama.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Nauw lalu menegaskan sesuai perintah SBY, Partai Demokrat harus merebut kembali kemenangan di 2019 nanti. Itu bukan perkara mudah. Pasalnya, saat dipimpin ketua lama, perolehan kursi PD di Teluk Wondama turun dari tiga kursi di pemilu 2004 dan 2009, jadi tinggal dua kursi di Pemilu 2014.
Nauw kemudian menyatakan penunjukan Plt Ketua PD bukan cuma dilakukan di Teluk Wondama, tapi juga Pegunungan Arfak dan Maybrat. Juga ada Plt Sekretaris Kaimana dan Fak Fak. Lalu Plt Bendahara Kota Sorong. Alasannya nyaris sama, yaitu demi kebesaran partai.
“Juga Bendahara PD PB karena jadi Ketua PD Mansel. Sesuai aturan partai, tak boleh rangkap jabatan. Kemudian Plt Ketua PD Kota Sorong, tapi karena beliau jadi bupati di provinsi lain,” tandasnya.(dixie)