Makna Persatuan Pemuda bagi seluruh Pemuda Papua Barat

Oleh: Jeferson Jemi Liunsanda, Sekretaris DPD KNPI Papua Barat

Hari ini 28 Oktober 2017 secara serentak kita merayakan peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 89 tahun. Perayaan HSP ke 89 tahun ini sama dengan perayaan tahun-tahun sebelumnya.

Yang membedakannya adalah tema perayaan HSP tahun ini. Tema HSP tahun ini menitikberatkan pada seruan “Pemuda Berani Bersatu.”

Persatuan adalah dasar keberlangsungan pembangunan Bangsa. Apakah mungkin pembangunan akan baik jika tdk ada persatuan?

Bahwa Pemuda Papua yg juga adalah pemuda Indonesia terdiri dari berbagai macam perbedaan. Perbedaan agama,suku, etnis dan lain sebagainya. Perbedaan ini adalah khasanah sekaligus harta bagi bangsa Indonesia.

Lalu mengapa tema ini diangkat? Apakah memang pemuda belum bersatu hari ini? Sejarah pergerakan pemuda telah mengingatkan kita bahwa bangsa ini dibentuk oleh para pemuda dari berbagai suku, agama, dll.

Namun hari ini pemuda seakan berada dalam sebuah era tanpa identitas.

Seperti yang dikemukakan penulis buku Gendang Pengembara, Leon Agusta, 10 tahun yang lalu, bahwa Indonesia akan kehilangan identitasnya saat pemuda kehilangan jati diri dan kehilangan budaya bersama-sama dalam perbedaan.

Sungguh catatan Agusta ini menjadi kenyataan pada zaman ini. Pemuda cenderung menjadikan perbedaannya sebagai pemecah belah keberagaman.

Kita memang beda, tapi kita adalah satu.

Pemuda hari ini terjebak dengan primoldialisme, chauvinisme. Pemuda hari ini justru tenggelam dalam urusan-urusan parsial yang sulit menjawab persoalan daerah bangsa dan negara. Padahal, masih banyak masalah bangsa yg harus mendapat perhatian pemuda.

Di Papua Barat khususnya, data statistik menunjukan bahwa 70% total penduduk Papua Barat berusia pemuda dari berbagai suku. Baik suku-suku asli Papua maupun suku-suku Nusantara yang mendiami Papua Barat.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

Dalam jumlah yang besar itu paling tidak ada 2 hal:

1. Pemuda di Papua Barat dalam jumlah yang besar tersebut jika tidak bersatu pasti akan menambah masalah besar bagi pembangunan Papua Barat. Pengangguran, narkoba, kemiskinan, ledakan penduduk, kesehatan dll.
Dengan masalah-masalah yang sedemikian besarnya, menuntut pemuda berada pada garis terdepan bersama-sama Pemerintah Prov/Kab/Kota-Distrik-Kelurahan, bahkan sampai di kampung di balik gunung yang jauh dari kota hingga ke kota-kota di Papua Barat.

2. Dalam jumlah pemuda yang besar dan banyak itu, jika ada persatuan, maka sudah pasti pemuda akan bergerak maju. Pemuda akan bersama-sama pemerintah dan semua komponen berperan aktif dalam pembangunan.

Saya mengajak pemuda di Papua Barat berani bersatu untuk menegakkan jati diri bangsa, seperti yang dilakukan pemuda terdahulu, atau 89 tahun yang silam.

“Ayo, saatnya pemuda di Papua Barat berani bersatu. Ini adalah momen yang tepat. Kita tidak sama, kita kerja bersama.”

Kesempatan ini juga kami mengajak semua komponen pemuda di Papua Barat untuk menghilangkan budaya saling menjatuhkan. Sebaliknya, mari saling merangkul demi Papua Barat yang lebih baik.(***)