Museum situs Pekabaran Injil (PI) belum diisi dengan benda-benda bersejarah peninggalan sejarah penginjilan di Tanah Papua.
Padahal, museum itu diresmikan di masa kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, medio 2014 lalu.
“Sampai saat ini masih kosong. Bisa lihat sendiri bangunannya,” ungkap Kepala Kampung Mansinam, Zakeus D Rumsayor, Senin (5/2) siang tadi.
Pantauan papuakini, warga yang berkunjung ke museum itu hanya berfoto dengan latar belakang gedung yang konstruksinya seperti piramida itu. Tak ada satupun pintu museum yang terbuka.
Padahal, pilon di samping bangunan musium telah jelas menerangkan bahwa musium di buka mulai pukul 09.00 – 16.00 WIT.
Seluruh kaca bagian dalam ditutup kain gorden sehingga bagian dalam museum tidak terlihat.
Ada seperangkat peralatan meubeler seperti bufet dan lemari yang tersandar di pintu bagian kanan gedung. Meubeler itu tampak tidak terawat.
Di halaman pintu bagian depan dimanfaatkan beberapa pedagang aksesoris untuk menjajakan dagangan mereka.
Milka, salah satu pengunjung situs museum sangat menyayangkan jika hanya sekadar foto-foto.
“Sebenarnya kita ingin melihat isi museum ini, tapi pintu ditutup. Melihat melalui dari kaca pun tidak bisa,” ungkapnya.
Terpisah, Gubernur Papua Barat, Drs. Dominggus Mandacan yang dikonfirmasi sore tadi mengatakan akan berkoordinasi dengan pihak sinode dan badan pembangunan situs, sehingga diharapkan museum itu bisa diisi dan dimanfaatkan.
Soal keberadaan lonceng gereja di Numfor, pemerintah akan berkoordinasi dengan pihak gereja dan pihak masyarakat yang memegang lonceng tersebut agar bisa diambil dan ditempatkan di musiun.(njo)