Tol laut adalah transportasi laut yang dibangun dengan sistem logistik kelautan yang melayani tanpa henti pelayaran dari Sabang sampai Merauke.

Ini menjadi satu gagasan Presiden RI, Joko Widodo, dalam masa kepemimpinannya dengan maksud untuk menggerakkan roda perekonomiam secara efisien dan merata yang nantinya bisa menstandarkan harga barang di suatu daerah.

Salah satu penunjang dari keberhasilan program Nawacita Presiden itu adalah ketersediaan pelabuhan laut dalam (deep sea port) di wilayah Papua Barat. Dari pelabuhan laut dalam itu bakal terhubung jalur darat dan laut yang berdampak pada menurunnya harga distribusi logistik dan harga barang.

Tol laut juga akan memunculkan pusat pertumbuhan baru sebagai sebuah multiplier effect, dan akan melayani banyak potensi-potensi daerah yang selama ini belum bermunculan di permukaan.

Saat ini, pemerintah Indonesia tengah membangun 24 pelabuhan laut dalam. Salah satunya di Sorong.

Kepala Bidang Pelayaran di Dinas Perhubungan Papua Barat, Otis Woria, kepada papuakini.co mengatakan, keberadaan deep sea port di Sorong, nantinya dapat menjadi penopang kawasan ekonomi khusus yang akan ditetapkan di wilayah Papua Barat.

Bahkan selain deep sea port, di daerah itu juga akan dibangun galangan kapal, industri perikanan, pembangkit listrik serta pengembangan wisata bahari di Raja Ampat.

“Ini akan menjadi satu gagasan Nawacita pertama dan ketiga yakni membangun jati diri sebagai negara maritim serta membangun indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam bingkai NKRI,” tuturnya.

Persiapan Papua Barat Dalam Mendukung Tol Laut

Saat ini, menurut Otis, telah dan sedang dibangun pelabuhan-pelabuhan lokal dan regional di beberapa kabupaten di Papua Barat

Yakni, sedang dilakukan rencana pembangunan pelabuhan di Distrik Segat, Sorong, sedang dilakukan pengembangan pelabuhan existing di Pelabuhan Manokwari sepanjang 30×70 meter, sedang dilakukan pengembangan pelabuhan existing di sisi barat pelabuhan Manokwari sebagai tempat penumpukan container yang rencananya tahun 2018 dapat segera dikelola.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

“Pelabuhan Manokwari menjadi terminal bagi kapal-kapal besar pendukung tol laut, selain pelabuhan Sorong. Pelabuhan Manokwari juga disinggahi kapal tol laut yang selanjutnya diteruskan distribusinya ke pelabuhan lain di wilayah Papua Barat. Oleh sebab itu, sisi barat pelabuhan Manokwari dikerjakan sebagai tempat penampung container,” ujarnya.

Diakui Otis, masih banyak kendala yang terjadi dalam menyukseskan program tol laut di Papua Barat. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan pelabuhan induk sebagai pelabuhan utama yang menjadi terminal penghubung dengan kawasan pelabuhan di Papua Barat.

“Waktu sandar kapal saat ini masih terbatas karena padatnya pelabuhan. Ini juga menjadi alasan perlunya pengembangan pelabuhan,” tuturnya.

Selain perlunya dibangun pelabuhan baru, peningkatan fasilitas pelabuhan lama juga perlu dilakukan,sebab hingga kini fasilitas pelabuhan yang sudah ada dinilai belum lengkap dan memadai.

“Fasilitas pelabuhan saat ini masih ada yang belum bisa menyesuaikan frekuensi kapal pada bongkar muat,” tandasnya.(njo)