Banjir di Kampung Maduraja, Kelurahan Wosi kerap terjadi setiap hujan deras. Padahal, di akhir 1990-an, daerah itu tak banjir walau hujan deras.
“Sejak bermukim tahun 1996 tidak pernah ada banjir di wilayah ini. Selain jumlah warga yang masih sedikit, kala itu juga Sungai Wosi masih cukup dalam, sehingga volume air yang mengalir saat hujan deras tidak meluap ke rumah warga,” ujar Ketua RT 04 /RW 06, Kampung Maduraja, Kelurahan Wosi, Daryanto yang dikonfirmasi papuakini.co.
Situasi sangat berbeda terjadi saat ini. Selain akibat pendangkalan, ada beberapa titik di bantaran sungai yang tidak dipasang talud. Ini yang mengakibatkan air hujan meluap ke rumah warga.
Daryanto berharap, pemerintah bisa melakukan pengerukan dasar sungai dan memasang talud untuk mencegah luapan air dari sungai tersebut.
Sebelumnya, asisten I Setda Kabupaten Manokwari, Wanto menyerahkan paket bantuan kepada 183 kepala keluarga di RT 04/RW 06 dan RT 05/RW 06 Kampung Maduraja yang terkena banjir, Senin (19/2).
Wanto meminta masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah di sembarang tempat, seperti selokan maupun kali yang dapat mengakibatkan tersumbatnya aliran air.
“Bencana alam bukan saja terjadi karena faktor alam tapi juga karena kelalaian manusia. Untuk itu. Mari kita minimalisir bencana alam seperti banjir dengan menjaga lingkungan tetap bersih dan tidak membuang sampah sembarangan,” pesannya.
Paket bantuan yang diserahkan kepada warga Kampung Maduraja adalah beras, mie instan, gula, minyak goreng, sarden, dan teh.
Sementara itu, data yang dihimpun papuakini.co, pada LPSE Papua Barat, diketahui tahun 2017 terdapat proyek normalisasi Sungai Wosi tahap IV paket 1-1 dengan pagu anggaran Rp 1 miliar, yang dimenangkan CV. Intidimun dengan nilai penawaran Rp 951.102.000, dan normalisasi Sungai Wosi tahap IV paket 1-2 dengan pagu anggaran Rp 1 miliar yang dimenangkan CV. Arfak Era Baru dengan harga penawaran Rp 970.000.000. (cpk2/njo)
Click here to preview your posts with PRO themes ››