Bupati Kabupaten Kaimana Drs. Matias Mairuma menyatakan tak ada kasus gizi buruk di Kaimana.

“Berdasarkan keterangan pihak rumah sakit, tidak tepat disebutkan ada pasien yang mengalami gizi buruk hingga meninggal dunia,” ujar bupati pada pekerja pers di ruang rapat kantor bupati.

Pasien tersebut, kata Bupati, sudah lama sakit di kampung, kemudian dibawa ke Puskesmas Teluk Arguni, kemudian dirujuk ke RSUD Kaimana.

Pasien yang datang bersama anaknya itu lalu diperiksa oleh dokter di RSUD. Karena dokter melihat ada kelainan pada kondisi anak yang datang bersama ibunya, maka anak tersebut pun diperiksa dan ada infeksi.

Sekretaris Kampung Fudima, Hasanudin Werfete, yang juga hadir dalam pertemuan mengakui dua warganya itu dibawa ke Pusesmas Teluk Arguni setelah kondisinya parah.

Menurutnya, ketersediaan makanan di kampungnya terbilang sangat banyak, sehingga tidak benar kalau dibilang dua orang warganya ini mengalami gizi buruk.

Di tempat sama, dr. Yudis, salah satu dokter di RSUD Kaimana, menjelaskan, untuk menentukan seseorang mengalami gizi buruk tidak bisa hanya berdasarkan kondisi badan, tetapi dibantu grafik dan tabel.

Ketika melihat seseorang kelihatan kurus, tidak bisa langsung dibilang gizi buruk, karena status gizi dan berat badan serta tinggi badan harus pula diperhatikan. Karena, bisa saja ada masalah kesehatan yang menyebabkan infeksi, sehingga mengakibatkan kondisi yang tampak seperti gizi buruk.(cpk3/dixie)

Click here to preview your posts with PRO themes ››