Pertamax, BBM kasta tertinggi produksi Pertamina untuk kendaraan umum non-diesel yang menggunakan mesin injeksi BBM elektronik (Electronic Fuel Injection) akhirnya beredar di Manokwari setelah diluncurkan di Indonesia untuk pertama kalinya pada 10 Desember 1999 lalu.
Peredaran ini ditandai dengan launching penjualan Pertamax di SPBU Sowi oleh Wakil Bupati Manokwari Edi Budoyo dan Sales Excecutive Retail III Pertamina Wilayah Papua Barat, Arthur Kemal Pamungkas, Rabu (17/10).
Arthur menjelaskan Pertamax dengan kandungan Oktan minimal 92 persen sangat cocok untuk Manokwari yang topografinya banyak tanjakan. “Mesin jadi lebih bertenaga. Emisi gas buang juga sangat rendah sehingga ramah lingkungan,” ujarnya.
Dia mengungkapkan masyarakat Papua Barat mulai menikmati dan berminat pada BBM berkualitas. Per September 2018 36% masyarakat terdata menggunakan Pertalite (oktan 90) dan sisanya Premium (oktan 88). “Di tahun 2017 (pemakaian Pertalite) hanya 30 persen,” jelasnya, lalu mengatakan bulan depan satu SPBU lagi akan mulai menjual Pertamax.
Di atas Pertamax Pertamina juga memproduksi Pertamax Turbo (oktan 98) yang dikembangkan bersama pabrikan mobil premium Lamborghini. Di atasnya lagi ada Pertamax Racing (oktan 100) khusus untuk mobil balap atau yang memiliki kompresi lebih tinggi dari 13:1.
Sementara itu, Wabup berharap PT Irman Jaya Martabe (pemilik SPBU) dan Pertamina terus melakukan pengendalian BBM bersubsidi, pengendalian anggaran subsidi BBM tertentu, dan bahan bakar gas cair.
“Manfaatkan Pertamax untuk menjaga lingkungan serta dapat memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk,” tutur Wabup.
Sementara itu Direktur Utama PT Irman Jaya Martabe, Ridwan Simanjuntak berterima kasih atas kehadiran Wabup dalam launching Pertamax ini, dan mengajak masyarakat mulai menggunakan Pertamax.(cpk2/dixie)
Click here to preview your posts with PRO themes ››