Ketua LP3KD (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Daerah) Papua Barat, Dr Roberth KR Hammar SH MHum MM meminta maaf pada Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, jajaran Pemprov Papua Barat, dan semua umat Katolik di Keuskupan Manokwari-Sorong karena gagal mencapai target.
“Saya sebagai Ketua yang bertanggungjawab,” ujar Hammar yang juga Kepala Biro Hukum Pemprov Papua Barat itu pada papuakini.co, usai ajang Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik I Nasional di Ambon, Jumat (2/11/2018).
Papua Barat di ajang yang ‘dikuasai’ kontingen Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat ini meraih 5 medali emas dan 5 medali perak. Tapi itu tidak cukup untuk bisa jadi juara umum yang diraih Kalimantan Timur.
Hammar menyatakan kontingen Papua Barat di semua mata lomba ada di posisi 10 besar dalam ajang yang diikuti kontingen dari 34 provinsi di Indonesia itu.
“Hasil kita sudah sangat optimal jika melihat persiapan yang kita lakukan. Untuk itu saya berterima kasih pada kabupaten/kota,” tutur Hammar, juga juga berterima kasih pada Gubernur dan first lady Ny Yuliana Mandacan-Kiriweno yang sempat mengunjungi kontingen Papua Barat pra Pesparani I ini.
Hammar kemudian memberi selamat pada juara umum Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat yang sama-sama meraih 3 champion, serta panitia pelaksana Pesparani Katolik I yang menjalankan kegiatan dengan sukses, Ketua Panitia, Gubernur Maluku, Walikota Ambon dan Ketum LP3KN Prof Dr A Meliala.
Di ajang ini, jelas Hammar, tidak ada kompetisi awal di Papua Barat. Itu membuat LP3KD Papua Barat menunjuk sejumlah kabupaten/kota yang dinilai memiliki potensi.
Ke depan, di ajang Pesparani Katolik II Nasional pada 2020 mendatang, dia berharap ada kompetisi mulai dari tingkat paroki, kabupaten/kota, hingga provinsi untuk menyaring kontingen yang akan membawa nama Papua Barat.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
“Kita rencana gelar Pesparani tingkat provinsi di Manokwari medio 2019 mendatang. Waktu sangat mepet,” ungkapnya.
Belum diketahui siapa yang akan jadi tuan rumah Pesparani II nanti. Dua daerah yang kans jadi tuan rumah adalah DKI Jakarta dan NTT.
“Pesparani sebetulnya tiga tahun sekali. Khusus untuk Pesparani II diputuskan dipercepat ke 2020, karena pada 2021 ada Pesparawi Nasional,” jelas Hammar.(an/dixie)