Warisan budaya tak benda peninggalan nenek moyang Papua seperti tari-tarian dan bahasa mulai dilupakan. Ini membuat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Papua Barat berupaya mengangkat dan melestarikannya agar tak punah.
Ini dilakukan dalam penyusunan kajian warisan budaya tak benda yang menghadirkan lima kabupaten, yaitu Manokwari, Teluk Bintuni, Raja Ampat, Sorong dan Kaimana.
“Agar warisan budaya yang ada di lima daerah tersebut dapat dikembangkan kembali,” kata Maya Ingamber, Kepala Seksi Internalisasi dan Diplomasi Budaya, awal pekan ini.
Kajian ilmiah warisan budaya ini juga mencegah diklaimnya warisan itu oleh daerah tertentu atau suku tertentu, bahkan negara tertentu.
Selain itu, generasi saat ini perlu mengetahui arti sebuah tarian, sehingga tidak salah menampilkan sebuah tarian dalam satu acara.
“Misalnya ada tarian yang dikhususkan untuk penyambutan tamu, atau tarian yang dikhususkan dalam sebuat adat perkawinan, nah inilah yang akan kami buat dalam sebuah kajian, agar generasi mendatang tahu arti sebuah tarian,” tuturnya.
Maya juga menyebut bahasa daerah yang saat ini mulai dilupakan. “Mungkin Dinas Pendidikan dapat meramunya jadi muatan lokal, atau menyusun kamus bajasa-bahasa itu,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayan Papua Barat, Yusak Wabiya SSos MSi mengatakan ini adalah kelanjutan kegiatan sebelumnya. “Kita akan susun buku yang akan meceritakan kembali warisan budaya masyarakat Papua,” tuturnya.(an/dixie)
Click here to preview your posts with PRO themes ››