Kapolda Papua Barat Brigjen Rudolf Alberth Rodja, bersama Kasdam XVIII/Kasuari Brigjen Dedi Sambowo, dan sejumlah PJU Polda Papua Barat batal terbang dengan Susi Air ke Bintuni, Senin (3/12/2018).
Insiden ini terjadi karena pilot Susi Air, seorang warga negara asing, enggan menerbangkan pesawat karena rombongan TNI/Polri itu memakai baju dinas.
Padahal, kedatangan rombongan sudah dinanti Bupati Bintuni, Ketua DPRD dan masyarakat untuk menghadiri peletakan batu pertama pembangunan aula Polres Teluk Bintuni.
Kapolda yang dikonfirmasi melalui Kabid Humas Polda Papua Barat, AKBP Hary Supriono, membenarkan adanya insiden itu.
Dia juga menegaskan kejadian itu membuat Kapolda sangat kecewa, sebab terjadi pada intansi TNI/POLRI yang notabene penjaga keamanan di Papua Barat.
Kapolda, bebernya, sudah berada di ruang VIP Bandara Rendani sejak pukul 06.35 WIT, karena pesawat dijadwalkan boarding pukul 07.00 WIT.
Sesuai jam, Kapolda, Karo Ops, Karo Sapras, Dirkrimum, Kabidkeu dan ajudan, bersama Kasdam XVIII/Kasuari, Aslog Kodam dan satu warga sipil pun boarding dan sudah berada di dalam pesawat.
“Tiba-tiba pilot Susi Air, seorang warga negara asing, turun dari pesawat dan menyampaikan ke District Manager Susi Air, bahwa dia tidak akan terbang bila ada penumpang berseragam TNI/Polri dengan alasan keamanan,” ungkapnya.
Pernyataan pilot itu, menurut Hary, membuat Kapolda dan rombongan memilih melepas seat belt lalu turun dari pesawat.
“Padahal saat itu Kapolda dan PJU lainnya sudah menutup seragam dengan jaket,” tuturnya.
Sehari sebelum keberangkatan, kata Hary, sudah dilakukan koordinasi antara pihak Susi Air dan protokoler Polda. Mereka pun setuju jika menggunakan jaket sipil.
Dia lalu mengatakan aturan Susi Air yang melarang penumpang berseragam TNI/Polri naik pesawat ini dipertanyakan.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
“Kalau alasan keamanan, Papua Barat tidak bisa disamakan dengan Papua yang sering terjadi penembakan. Empat tahun Polda Papua Barat berdiri, tidak pernah ada insiden Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Lagi pula Susi Air belum pernah mensosialisasikan ini ke publik,” terangnya.
Menurutnya, batalnya kedatangan Kapolda di Bintuni membuat kecewa Bupati, Ketua DPRD dan tokoh masyarakat Teluk Bintuni. Mereka, katanya, akan melayangkan surat protes ke Susi Air.
“Kami telah menyampaikan akan mencharter pesawat, namun pihak Susi Air tidak berkenan. Akhirnya Kapolda dan rombongan membeli tiket reguler,” tandasnya.
Susi Air belum berhasil dikonfirmasi mengenai insiden ini.(njo)