Partai Nasdem tidak ingin salah langkah dan kecolongan dengan saksi yang berpotensi penyusup di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Untuk itu, mereka selektif dengan berbagai metode pemilihan dalam merekrut saksi TPS.
“Kalau kita tidak selektif, saksi bisa jadi penyusup,” ujar Ketua Komisi Saksi DPP Nasdem, I Gusti Putu Artha yang dikonfirmasi di sela sela kegiatan Nasdem di sebuah hotel di Manokwari, Rabu (5/12/2018).
Dia menncontohkan kenapa kadang di TPS ada 100 persen suara parpol atau calon tertentu, padahal di situ ada 15 saksi.
“Karena 14 orang itu pakai baju saksi partai berbeda-beda, padahal mereka penyusup yang bekerja untuk kepentingan partai lain. Ini yang menjadi salah satu alasan kenapa kita harus berhati hati,” tegasnya.
Nasdem punya paradigma baru dalam membaca saksi TPS, tidak seperti yang dipahami publik. Seperti siapa yang mau jadi saksi, langsung diambil, catat dan selesai.
“Kita punya satu paradigma, konsep, kriteria dan indikator. Formula Itu yang akan kita sampaikan dalam forum ini. Yang jelas, tidak boleh menggunakan cara cara lama,” beber mantan anggota KPU RI ini.
Dia lalu mengingatkan timeline yang sudah disiapkan pada setiap DPD dan caleg untuk merekrut saksi. “Selepas saya dari sini, mereka sudah harus bekerja keras untuk menyiapkan saksi. Ada timeline yang kita berikan. Jika lewat dari timeline itu, DPD akan ditegur termasud Calegnya,” tandasnya.(njo)