Saat ini pembangunan fisik Palapa Ring Paket Timur sudah mencapai 87,03% dari targe,  sementara paket barat dan tengah sudah selesai dan sudah beroperasi.

Ini dikatakan Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Danny Januar, Jumat (21/12/2018) sore tadi.

Total panjang paket timur ini mencapai 6.878 km yang terdiri dari 4452 km jaringan laut, 2452 km jaringan darat, dan microwave sebanyak 59 hops.

Paket Timur ini paling menantang dibandingkan dua paket lain. Namun, mereka mengaku optimis dapat memenuhi target penyelesaian.

“BAKTI proaktif berkomunikasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memenuhi target tersebut. Paket ini terpanjang dan menantang, sekaligus membutuhkan dana paling besar,” ujarnya.

Danny merinci kendala yang dihadapi dalam penggelaran kabel serat optik Palapa ring di darat banyak bersinggungan dengan proyek pembangunan infrastruktur lainnya. Ditambah adanya permasalahan keamanan di salah satu kabupaten lokasi pembangunan.

Kemudian izin lingkungan area konservasi yang belum terbit di Laut Sawu, Selat Pantar, Taman Nasional Lorentz, dan Teluk Cendrawasih.

Terakhir, keterbatasan ketersediaan penyediaan helikopter yang memiliki kemampuan external load untuk pengangkutan material tower dan microwave untuk pembangunan jaringan Palapa ring di daerah pegunungan.

Palapa Ring Timur menghubungkan 35 kabupaten-kota dari Kota Baa di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur hingga ke Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat.

Khusus untuk Papua Barat terdapat tujuh kabupaten/kota yang akan terhubung serat optik, yakni dari Terminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat hingga Anggi, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat.

Proyek Palapa Ring merupakan salah satu upaya pemerintah dalam membangun ketersediaan layanan jaringan serat optik sebagai tulang punggung sistem telekomunikasi nasional yang menghubungkan seluruh kabupaten/kota di Indonesia.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

Sementara  itu, Vice President PT Palapa Timur Telematika,  Muharso mengatakan, 4.452 km kabel jalur laut sudah terpasang.

“Untuk kabel darat memang lebih lama karena dihadapkan dengan pemukiman. Semakin ke ujung semakin dekat pula dengan wilalah padat pemukiman,” ungkapnya.

Untuk pemasangan hops belum terealisasi keseluruhan lantaran kondisi geografis yang bergunung.

“Lokasinya masih gunung perawan. Kita harus menggunakan 6 helikopter. Hanya ada 5 helikopter yang teregister Indonesia, sedangkan satu menggunakan register asing,” ungkapnya.

Kendati demikian, penggunaanya baru bisa pada November lalu sebab baru habis masa kontrak pihak lain pada akhir Oktober.(njo)