Kericuhan yang berujung penembakan salah seorang warga terjadi di depan kantor KPU Kaimana Jumat (22/3/2019).
Kejadian ini bermula dari keributan kecil yang terjadi di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Saat itu ada seorang warga masyarakat yang datang dalam keadaan mabuk sambil berteriak.
“Saya orang asli yang lahir dan besar di sini. Saya juga punya KTP, tapi tidak terdaftar dalam DPT,” kata pria ini.
Ketua KPPS lalu menjelaskan dirinya bisa ikut memilih setelah pukul 12.00 WIT, asalkan punya KTP.
“Bapa daftar dulu ke anggota KPPS kami dan silakan menunggu karena Bapa dorang bisa memilih setelah pukul 12.00 WITmenggunakan cadangan surat suara 2 persen yang tersedia,” jelas Ketua KPPS.
Walau telah diberikan penjelasan, namun oknum masyarakat ini terus ngotot dan tak mau mendengar. Ketua KPPS pun akhirnya meminta Linmas untuk mengamankanya, namun pria ini melawan.
Akhirnya pihak KPPS meminta bantuan petugas pengamanan. Tanpa menunggu lama Petugas PAM TPS langsung mengambil tindakan sambil memberikan nasihat dan pemahaman. Setelah mendengar penjelasan, pria ini pun terdiam dan tak melanjutkan aksinya sehingga proses pemungutan suara kembali dilanjutkan.
Suasana di TPS ini kembali memanas saat pelaksanaan rekapitulasi perolehan suara. Kali ini giliran saksi dari pasangan calon presiden dan wakil presiden yang melakukan protes pada Ketua KPPS yang diduga tak jujur dalam proses rekapitulasi penghitungan suara.
Saksi ini ngotot agar perhitungan suara kembali dilakukan karena ada selisih antara data yang direkap olehnya dan data hasil rekapan KPPS.
Karena tak terima dengan penjelasan yang diberikan, oknum saksi ini kemudian membuat onar sambil berteriak dan menendang meja serta kursi dalam TPS.
Melihat hal ini, Ketua KPPS langsung meminta bantuan Petugas PAM TPS untuk mengamankan saksi tersebut. Namun upaya ini tak membuahkan hasil.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Akhirnya Petugas PAM TPS menghubungi PADAL PAM TPS yang kemudian dilanjutkan ke KSPKT Polres Kaimana untuk mendatangi TKP.
Tak lama kemudian Petugas SPKT pun tiba di lokasi TPS, lalu mengamankan saksi dan masa yang sudah berdatangan. Upaya ini nampak tidak berhasil karena jumlah massa semakin banyak dan mereka kemudian menuju ke kantor KPU.
Melihat jumlah masa semakin banyak, maka Kanit SPKT langsung melaporkanya kepada Kabag Ops Polres Kaimana yang langsung memerintahkan Dalmas awal dan Tim Negosiator untuk turun ke TKP/ Kantor KPUD Kaimana.
Namun karena masa terus berdatangan, akhirnya Kabag Ops Polres Kaimana melaporkanya ke Kapolres untuk meminta bantuan pasukan.
Masa yang bertambah anarkis dan melawan anggota dengan menggunakan senjata tajam membuat anggota terpaksa mengeluarkan tembakan gas air mata disusul tembakan peringatan. Walau begitu massa semakin beringas. Akhirnya pihak kepolisian pun meminta backup dari pihak TNI.
Aksi masa ini kemusian menyebabkan satu orang dilumpuhkan petugas dengan timah panas, lalu dievakuasi tim medis Polres Kaimana. Setelah itu tim olah TKP dari Satreskrim Kaimana langsung melakukan olah TKP.
Itulah simulasi pengamanan TPS yang menjadi bagian Apel Gelar Pasukan Operasi Mantap Brata Mansinam di Halaman Mapolres Kaimana .
Turut hadir dalam kegiatan ini, Bupati Kaimana, Ketua DPRD Kaimana, Ketua Pengadilan Kaimana, Ketua dan anggota KPU Kaimana, Ketua Bawaslu Kaimana.
Kapolres Kaimana AKBP. Robertus A Pandiangan SIK MH pada wartawan usai kegiatan ini mengatakan, simulasi ini bertujuan memperlihatkan kesiapan TNI/ Polri dalam menghadapi Pemilu.(cpk3/dixie)