Kapolres Manokwari AKBP Adam Erwindi mengunjungi KPU dan Bawaslu Kabupaten Pegaf (Pegunungan Arfak) sebagai bagian dari kesiapan pengamanan Pemilu 17 April mendatang, mengingat kawasan itu banyak titik potensi rawan
“Rawan bukan karena Kamtibmas tapi karena demografi dan topografi Pegaf. Jarak yang jauh jadi hambatan penanganan bila terjadi konflik. Ini yang kita katakan rawan,” ujar Kapolres di depan kantor KPU Pegaf, Selasa (2/4/2019).
Mengantisipasi kemungkinan yang tak diinginkan, Polres akan menempatkan satu personil di TPS. “Tak boleh satu personil di lebih satu TPS,” jelas Kapolres di kabupaten yang masuk teritori Polres Manokwari itu.
Kapolres perlu memastikan dan mengingatkan KPU dan Bawaslu, sebab apapun yang terjadi dalam Pemilu, efeknya pada Kamtibmas. “KPU salah bertindak, yang repot nanti Polisi,” tuturnya di kabupaten yang nyaris 100% tak tercover jaringan telepon seluler itu.
Untuk itu, Kapolres minta KPU dan Bawaslu meningkatkan koordinasi dengan Polsek Anggi. “Kalau tidak maksimal, larinya ke Kamtibmas. Itu yang kita antisipasi,” jelasnya.
Menanggapinya, Komisioner KPU Pegaf Divisi SDM, Thomas Demi menyatakan siap berkoordinasi dengan Polsek setempat.
Dia lalu menyampaikan 189 TPS di Pegaf, enam surat Pilpres rusak, dua DPD, 714 DPR RI, 994 DPRD PB , dan 187 DPRD. “Kami sudah lapor, dan sekarang menunggu penggantian surat suara,” terangnya.
Ketua Bawaslu Pegaf, Martinus Nuham, menambahkan degan menyatakan pengawasan Pemilu berjalan dengan baik.
“Kendala kami di medan. Harus turun ke distrik distrik dengan topografi wilayah yang sulit. Tapi hingga saat ini, belum ada temuan pelanggaran baik hasil temuan maupun laporan masyarakat,” tandasnya. (njo)
Click here to preview your posts with PRO themes ››