Tanggal 1 Mei tiap tahunnya diperingati dunia, termasuk Indonesia, sebagai Hari Buruh Internasional, alias May Day. Tapi kenapa Amerika Serikat tidak memperingatinya, walau cikal bakal diperingatinya tanggal tersebut berawal dari negeri Paman Sam tersebut?
Kisahnya berawal saat pekerja di Chicago, kebanyakan imigran, kompak tak masuk kerja pada 1 Mei 1886. Mereka berunjuk rasa menuntut delapan jam kerja.
Tiga hari kemudian, unjuk rasa serupa digelar di kawasan Haymarket. Dalam unjuk rasa itu sebuah bom meledak. 11 orang tewas, termasuk tujuh polisi. Buntutnya, empat orang tersangka kasus tersebut dihukum gantung.
Beberapa tahun kemudian, sejumlah partai butuh dan sosialis di Eropa mengelurkan seruan unjuk rasa pada 1 Mei untuk menghormati “Para Martir Haymarket” dan menekankan delapan jam kerja.
Seiring berjalannya waktu, peringatan itu menjalar ke seluruh dunia sampai sekarang.
Amerika Serikat bukannya tak ada hari khusus untuk kaum buruh. Mereka merayakan hari tersebut tiap Senin pekan pertama September, yang ditetapkan Presiden AS, kala itu, Grover Cleveland, pada 1894.
Khusus untuk tanggal 1 Mei, Amerika Serikat menyebutnya sebagai Loyalty Day (Hari Kesetiaan) sejak 1955. Tiga hari kemudian, namanya diubah jadi Law Day (Hari Hukum) oleh Presiden AS saat itu, Dwight David Eisenhower.(dixie)
Click here to preview your posts with PRO themes ››