Sebagian besar orang berpikir bahwa bantuan bencana alam itu diberikan saat bencana itu terjadi, dan semua berlomba-lomba memberikan dukungan barang dan uang sesaat bencana tersebut terjadi.
Akan tetapi, tantangan terbesar yang sebenarnya adalah rasa trauma berkepanjangan yang dihadapi oleh anak-anak korban bencana, untuk menghadapi hari-hari ke depannya dengan bebas dari rasa trauma yang mendalam selepas bencana tersebut.
Korban bencana banjir bandang Sentani, yang sebagian besar adalah anak-anak asli Papua yang tinggal di SBK Kemiri, di sebuah gedung kosong milik pemerintah masih dirundung ketakutan, setiap kali bunyi petir dan derasnya hujan turun.
Mereka membayangkan bahwa banjir bandang akan datang lagi, memakan korban jiwa seperti yang telah terjadi, yang membuat mereka kehilangan orang tua, adik, kakak dan sanak saudaranya.
“Kerap mereka menangis dan tidak dapat tertidur sepanjang malam,” ujar salah satu pengurus shelter korban banjir ini dalam siaran pers yang diterima papuakini.co, Minggu (26/5/2019).
Bergerak dari kebutuhan tersebut, dengan dukungan Medco Foundation, organisasi sosial berbasis anak muda Papua, Kitong Bisa Learning Center Jayapura mengadakan program regular mingguan untuk memberikan dukungan secara profesional bagi anak-anak korban bencana tersebut, agar terlepas dari rasa trauma berkepanjangan.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Program tersebut disusun dengan kurikulum yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang anak-anak untuk menatap masa depan, menyusun cita-cita, dan sedikit demi sedikit melupakan hal buruk yang telah terjadi.
Program tersebut telah berlangsung sejak awal Mei lalu, dan akan berakhir pada Oktober nanti.
Program ini dirancang dan disusun oleh anak-anak muda Papua yang tergabung menjadi relawan di Pusat Belajar Kitong Bisa Jayapura.
CEO Pusat Belajar Kitong Bisa Jayapura, Meyrlin Anggai berterima kasih atas dukungan para relawan muda Papua, khususnya mereka yang memiliki pengalaman panjang mengajar, yang memberikan bantuan psikologis pada anak-anak untuk dapat bertahan dan kembali optimis menatap masa depan mereka.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
“Saya merasa ini merupakan bentuk kontribusi saya untuk Tanah Papua, tempat saya hidup saat ini. Saya harap anak-anak yang kami bantu ini dapat kembali menjalani hidupnya dengan normal, selepas mengikuti terapi pelepasan trauma ini,” ungkap Erwin Gaol, salah satu relawan yang membantu program ini.
Sementara itu, Rendra Permana, Head of Program Medco Foundation, berharap kegiatan bersama Yayasan Kitong Bisa ini dapat memberikan hal positif pada masyarakat Sentani.(***/dixie)