KADIN Papua Barat Minta Karantina Perikanan Bandara Manokwari Tingkatkan Kinerja

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Papua Barat Bidang Kelautan dan Perikanan, Paulus Talimbekas, meminta Karantina Perikanan Bandara Rendani, Manokwari untuk meningkatkan kinerja.

Talimbekas mengatakan ini setelah menerima keluhan pengusaha ikan segar, salah satunya H Muhammad Arif, yang pengiriman ikannya terkendala di instansi tersebut, sehingga ikannya tidak bisa termuat di kargo pesawat.

Hal tersebut terjadi karena terlambatnya pengurusan dokumen di instansi tersebut, sehingga kargo yang sudah sempat dimuat diturunkan lagi oleh maskapai yang digunakan.

Menurutnya, instansi tersebut harus bisa mengatasi segala keterbatasan yang dimiliki, khususnya jumlah SDM, karena masyarakat tidak mau tahu soal itu, mengingat kewajiban pemerintah adalah memberi pelayanan terbaik pada masyarakat.

KADIN Papua Barat Minta Karantina Perikanan Bandara Manokwari Tingkatkan Kinerja
Penanggungjawab Karantina Perikanan Bandara Rendani, Lusia Aryanti Daud

Kendala SDM itu terungkap saat Talimbekas mendatangi kantor Karantina Perikanan Bandar Rendani, sekaligus mengkonfrontir semua pihak terkait hal tersebut, termasuk perusahaan kargo.

Dalam silaturahmi itu, penanggungjawab Karantina Perikanan Bandara Rendani, Lusia Aryanti Daud, mengatakan hanya ada empat pegawai di sana, di mana dua di antaranya adalah tenaga honor. Mereka juga bertugas di pelabuhan.

Khusus masalah dokumen yang terjadi Rabu (3/07/2019) pagi tadi muncul karena pegawai yang bertugas sedang meluncur dari Maripi menuju bandara.

KADIN Papua Barat Minta Karantina Perikanan Bandara Manokwari Tingkatkan Kinerja
H Muhammad Arif

Sementara, pihak kargo baru menghubungi Lusia pada sekira jam 06.27 WIT, sementara pesawat take off sekira pukul 06.40 WIT.

“Kantor kami yang buka pertama. Setiap hari kami buka jam 5.30,” ujar Lusia.

Menurut pihak kargo, itu terjadi karena mereka sudah menghubungi dua pegawai instansi itu, tapi tidak dijawab-jawab.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

Seteah mendengarkan keterangan semua pihak, Talimbekas menyatakan akan menyurat ke pemerintah pusat, khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan, agar persoalan seperti ini tidak terjadi lagi.

“Perikanan salah satu sektor yang memainkan peran penting dalam perekonomian Papua Barat. Efek domino jika kasus seperti ini terulang lagi sangat besar. Pengumpul ikan tak bisa membeli ikan dari masyarakat. Ujungnya, pedagang rugi, masyarakat nelayan juga rugi,” tegasnya.

Dia menegaskan perdagangan ikan segar sangat dipengaruhi kecepatan pengiriman. Sehari saja terlambat, harganya bisa turun jauh. “Beda dengan frozen (beku). Relatif tak ada masalah berarti bula agak terlambat pengirimannya,” tandasnya.(an/dixie)