LPPD Manokwari Small Is Beautiful

Jumlah pengurus Lembaga Pengembangan dan Pembinaan Paduan Suara Gerejawi Daerah (LPPD) Manokwari relatf lebih sedikti dibanding daerah lain di Provinsi Papua Barat. Tapi, jumlah itu bukan merupakan sebuah kendala tapi sesuatu yang indah, luwes, dan lincah.

Small is beautiful,” kata Ketua I LPPD Papua Barat, Roberth Kr Hammar, mewakili Ketua Umum LPPD Papua Barat, dalam pelantikan pengurusan LPPD Manokwari 2019-2024 di kantor Bupati Manokwari, Senin (30/09/2019).

LPPD Manokwari 2019-2024d diketuai Ny Irma Mandacan, yang juga first lady Manokwari, dengan sekira 35 personil pengurus lainnya.

Hammar yang juga Kepala Biro Hukum Setprov Papua Barat itu lalu mengatakan tugas LPPD Manokwari cukup berat, khususnya dalam mempertahankan prestasi yang sudah diraih selama ini, seperti juara umum Pesparawi 2013 tingkat Tanah Papua di Wamena.

LPPD Manokwari juga bekontribusi besar bagi terciptanya prestasi LPPD Papua Barat dalam kopetisi di Kendari, Ambon Pontianak.

“2020 Pesparawi di Timika, dan tingkat nasional di Yogyakarta. Kita harus siapkan diri dari sekarang,” tutur Hammar.

LPPD Manokwari Small Is Beautiful
Bupati Manokwari Demas Paulus Mandacan melantik LPPD Manokwari 2019-2024, 30 September 2019.

Hammar menegaskan Pesparawi di Wamena merupakan ajang fenomenal karena jumlah pesertanya jauh lebih banyak ketimbang Pesparawi nasional. Pesparawi Tanah papua diikuti lebih dari 34 kabupaten/kota, sedangkan nasional hanya diikuti 34 provinsi.

Selain itu, LPPD Manokwari juga didorong untuk terus meningkatkan kerjasama mitra pembinaan jemaat untuk paduan suara, konduktor, pianis, organis, pencipta lagu rohani, dan menggali lagu-lagu tradisional sebagai bagian dari inkulturasi pengembangan gerejawi di Manokwari dan Papua Barat.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

“Saya harapkan yang ikut Pesparawi bisa menularkan di gereja, masing-masing agar bisa menularkan puji-pujian bagi Tuhan, hingga bisa cetak prestasi makin gemilang di nasional dan internasional,” katanya.

Hammar mengingatkan bahwa pengurus LPPD harus siap lahir batin dan melakukan setidaknya tiga pengorbanan, yaitu pengorbanan waktu, materi, dan perasaan, karena seoptimal apapun kerja yang dilakukan tetap ada yang tidak senang.

“Jangan hiraukan itu. Kerjalah dengan baik. Kerja untuk Tuhan. Ingat LPPD tak digaji. Gajinya di surga,” ungkap Hammar.

Terkait pengurus LPPD, Hammar berharap dalam waktu dekar pengurus LPPD Pegunungan Arfak bisa dilantik, agar mereka juga bisa ikut Pesparawi, termasuk yang di Timika.(an/dixie)