Menjadi prajurit TNI AL yang bertugas menjaga perbatasan NKRI bukan hal mudah. Jauh dari keramaian kota, minim hiburan. Itu yang bakal dirasakan para prajurit. Meski demikian, ada kebanggaan yang tentu dirasakan para perajurit.
Seperti yang dirasakan Kelasi Satu Agung Landung Santosa. Prajurit TNI AL berumur 26 tahun ini mengatakan sejak sekolah dia bercita-cita sebagai prajurit TNI yang bisa menjaga kedaulatan NKRI.
“Tujuan saya masuk tentara untuk menjaga NKRI. Namun, tidak pernah berfikir ketika lulus dan menjadi prajurit akan ditugaskan di perbatasan,” ujar pria asal Jogjakarta itu menjawab papuakini.co di sela kunjungan Gubernur dan Forkopimda Papua Barat ke Pulau Fani dan Rutum untuk memasang batas negara Indonesia dengan Palau di Pulau Fani Sabtu (07/12/2019).
Soal kebosanan menjaga perbatasan NKRI di pulau terluar Kepulauan Ayau, Agung tak menampiknya. Namun, dia sadar tujuannya kitlni tercapai.
“Bosan itu sudah pasti, tapi sebagai prajurit kita sadar bahwa yang kita jaga ini adalah asset negara,” ungkapnya bangga.
Soal pengalaman menarik yang dia rasakan selama menjaga perbatasan, Agung hanya menyebut ombak. “Selama ini hanyalah ombak yang memberikan kami pengalaman. Dalam melakukan patroli laut, ombak besar menjadi langganan,” ungkapnya.
Dia lalu mengimbau generasi muda untuk tidak pernah putus asa dalam mencapai tujuan, dan selalu menjaga lingkungan baik di darat maupun di laut.
“Apa yang kita lakukan saat ini untuk anak dan cucu kita. Apa yang terbaik dilakukan hari ini akan baik pula di kemudian hari. Kawula muda harus tetap semangat dan menjunjung tinggi bahwa NKRI adalah harga mati,” pesannya.
Selamat bertugas pahlawan perbatasan penjaga NKRI.(an/njo)
Click here to preview your posts with PRO themes ››