Elektabilitas Bupati dan Wakil Bupati Teluk Wondama Provinsi Papua Barat, Bernadus A Imburi dan Paulus Y Indubri, anjlok jelang Pilkada serentak 2020. Mayoritas masyarakat Kabupaten Teluk Wondama tidak puas dengan kepimpimpinan Bupati dan Wakil Bupati petahana selama periode 2015 – 2020.
Anjloknya elektabilitas Bupati dan Wakil Bupati Teluk Wondama ini sesuai hasil survei lembaga survei nasional Indopol Survey & Consulting yang berpusat di Jakarta.
Direktur Eksekutif Indopol Survey & Consulting, Ratno Sulistiyanto mengungkapkan, penelitian dilakukan dari 2 – 8 Februari 2020 dengan pengambilan sampel multistage random sampling, dimana jumlah responden tiap kecamatan atau Dapil di Kabupaten Teluk Wondama diambil secara proporsional berdasarkan jumlah penduduk tahun 2018 berdasarkan data KPU RI tahun 2020.
Ratno mengatakan survei menunjukkan 43 persen responden menganggap tidak ada perubahan berarti terkait kondisi ekonomi di Kabupaten Teluk Wondama. Bahkan 18 persen responden menyebut mengatakan lebih buruk dari pemerintahan periode sebelumnya.
“Namun 29 persen masyarakat Kabupaten Teluk Wondama menilai kondisi saat ini lebih baik,” kata Ratno.
Sebagian besar masyarakat menyebutkan faktor penyebab kondisi ekonomi masyarakat di Kabupaten Teluk Wondama tidak ada perubahan, bahkan lebih buruk, adalah karena kenaikan harga bahan pokok/sembako dan BBM.
Selain kondisi ekonomi masyarakat, Ratno menambahkan penelitian ini juga mengukur tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan sekarang. Hasilnya menunjukkan tingkat kepuasan Bupati Teluk Wondama saat ini rendah. 20 persen menyatakan cukup puas, 3,81 persen yang menyatakan sangat puas.
Tingkat ketidakpuasan publik terhadap kinerja Bupati relatif tinggi yakni di angka 39,76 persen tidak puas, 25,95 persen kurang puas, dan sangat tidak puas 10,48 persen.
Sementara tingkat kepuasan kinerja Wakil Bupati juga menunjukan kondisi yang bahkan lebih rendah. 41,19 persen publik merasa tidak puas, 26,67 persen kurang puas, dan sangat tidak puas 8,57 persen. Hanya 23,57 persen yang menyatakan cukup puas.
Ratno menjelaskan tingkat kepuasan kinerja Bupati dan Wakil Bupati ini terkonfirmasi oleh penilaian publik terhadap upaya-upaya Pemkab Teluk Wondama saat ini dalam beberapa sektor pembangunan.
Pemberantasan korupsi, misalnya, 72,62 persen kurang puas, tidak puas dan sangat tidak puas, infrastruktur 52,86 persen, pelayanan publik (pembuatan KTP, perijinan usaha dll) 61,18 persen, penyediaan fasilitas umum dan sosial 71,68 persen, kebersihan kota 65,48 persen, pelaksanaan jaringan pengaman sosial 54,52 persen dan lainnya.
Sementara tingkat kepuasan publik terhadap upaya pembangunan pemerintah relatif cukup puas dan sangat puas. Di antaranya sektor ketertiban daerah 56,43 persen, penyediaan listrik dan BBM 51,19 persen, menjaga toleransi dan kehidupan beragama 80 persen, dan penanganan kriminalitas 60,24 persen.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
“Tingkat kepuasan publik yang rendah terhadap kinerja Bupati dan Wakil Bupati, ditambah dengan tingkat kepuasan publik terhadap hasil upaya pembangunan di beberapa sektor memberi dampak pada sikap publik terhadap tidak inginnya mereka dipimpin kembali Bernadus A Imburi dan Paulus Y Indubri di periode selanjutnya. Sekitar 59,52 persen publik menyatakan tidak ingin dipimpin kembali oleh beliau berdua, bahkan perlu diganti,” jelas Ratno.
Dia mengatakan kondisi ini terkonfirmasi sikap publik terhadap kurang sesuai, tidak sesuai, sangat tidak sesuainya realisasi janji-janji politik bupati dan wakil bupati petanaha itu dalam masa kampanye Pilkda sebelumnya.(wan)