Covid-19 Bikin Perluasan Lahan B Kakao di Manokwari Selatan Berkurang

Pandemi Covid-19 menyerang semua sektor, termasuk pertanian. Salah satunya rencana pengembangan lahan kakao di Ransiki, Manokwari Selatan oleh Pemprov Papua Barat dan pemerintah pusat.

Di 2020 ini rencananya akan dikembangkan 200 hektar kakao, masing-masing 100 hektar dari APBD Papua Barat senilai Rp2,9 M dan APBN Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian sebesar Rp3,169 M.

Jumlah itu dikurangi jadi 40 hektar dari APBD Papua Barat dan 40 hektar dari APBN menyusul keputusan pemerintah pusat untuk memangkas 50% belanja modal untuk penanganan Covid-19, kesehatan, dan bantuan sosial.

Ini terungkap dalam Pencanangan Tanam Bibit Kakao, Pengembangan Luas Areal dan Peningkatan Mutu Produksi Biji Kakao oleh Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, di Ransiki, Rabu (27/05/2020).

Gubernur menegaskan akan terus mengembangkan bibit kakao sebagai salah satu komoditas andalan tanpa merusak hutan, serta membangun infrastruktur khususnya jalan dari sentra pertanian.

Gubernur mengingatkan pemeliharaan dan perawatan kakao yang ditanam agar memberi hasil optimal bagi petani, serta pelatihan secara berjenjang pada petani.

Sebelumnya, Kadis Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan Papua Barat, Jacob Fonataba, dalam laporannya mengatakan coklat yang pernah dikelola PT Cokran di Ransiki, yang kini dikelola Koperasi Ebersut, di lahan 200 hektar sejak 2017 bisa menghasilkan 4 ton biji kakao tiap bulan.(an/dixie)

Cokran, Koperasi Ebersut, tanam kakao, lahan kakao, Gubernur Papua Barat, Bupati Manokwari Selatan, Dominggus Mandacan, Markus Waran, Jacob Fonataba, Dinas Tanaman Pangan, Covid-19,

Click here to preview your posts with PRO themes ››