Petani Orang Asli Papua (OAP) diimbau mengubah pola tani subsistem yang biasa dilakukan saat ini, agar hasil tani mereka bisa menghasilkan pendapatan lebih besar.
Ini dikatakan Gubernur Papua Barat dalam peresmian kilang sagu di Kampung Woloin, Distrik Seremuk, Kabupaten Sorong Selatan, Selasa (08/09/2020) malam.
Menurut Gubernur, pola subsistem itu menyebabkan hanya 20 persen produk pangan yang dihasilkan yang dijual ke pasaran, karena sisanya dipakai untuk memenuhi kebutuhan pangan petani penanam.
Akibatnya, pendapatan yang diperoleh petani dari hasil taninya sangat terbatas, yang berbuntut pada rendahnya tingkat kesejahteraan petani.
Komoditas yang ditanam petani OAP juga relatif kurang berdaya saing di pasar lokal, karena yang ditanama adalah jenis umbi-umbian dan sagu, sementara mayoritas pangan pokok masyarakat adalah beras.
Oleh karena itu, Gubernur mengingatkan komoditas pangan lokal mesti memiliki nilai tambah dengan mengolah lebih lanjut komoditas pangan lokal.
Terkait itu, Gubernur berharap kilang sagu ini dapat memberikan kontribusi positif pada peningkatan kesejahteraan petani.(an/dixie)
Click here to preview your posts with PRO themes ››