Pesta demokrasi Pilkada bagaikan kompetisi tinju, di mana KPU adalah penyelenggara, Bawaslu wasit, sedangkan partai politik adalah tim yang mengusung pasangannya sebagai petinju untuk bertarung dalam ring.
Kiasan ini diungkapkan Kepala Suku Biak, Abner Korwa dalam tatap muka Kapolres Manokwari AKBP Dadang Kurniawan Wijaya dengan penyelenggara Pemilu, pengawas, dan sejumlah tokoh di Polres Manokwari, Rabu (09/09/2020).
Menurut Apner, dari rangkaian itu, maka keamanan tentu menjadi tanggung jawab partai politik yang pengusung.
“Di ring tinju kalau petinju kalah biasanya supporter yang ribut. Supporter itu bagaikan pendukung pasangan calon. Jadi parpol pengusung lah yang harus bertanggungjawab jika terjadi keributan,” tuturnya.
‘Petinju’ perlu tahu tinju dan juga aturannya. “Kalau pemain tidak tahu aturan, pendukung atau supporter akhirnya ribut. Babak belur dalam ring? Siapa suruh mau ikut bertanding,” tuturnya.
Dia lalu berpesan pada Parpol pengusung untuk banyak-banyak memberikan pemahaman pada Paslon.
“Jangan kepala suku dab polisi yang jadi sibuk kalau ribut. Parpol tolong, kalian pengusung perhatikan hal ini,” tandasnya.(njo)
Click here to preview your posts with PRO themes ››