Murah senyum dan bertegur sapa adalah kesan pertama yang akan dijumpai bila berpapasan dengan pria yang satu ini. Dia berpenampilan sederhana dan selalu menjalankan sholat lima waktu. Dia juga banyak terlibat di berbagai kegiatan keagamaan dan sosial, hingga membuatnya dikenal luas oleh masyarakat.
Walau poster tubuhnya sedang saja, namun nyali dan ketegasannya dalam mengambil sebuah keputusan tak perlu diragukan lagi. Dia berani menyampaikan mana yang benar, mana yang salah walau hal itu memiliki resiko untuk keselamatan dirinya sendiri.
Dia adalah Hasbullah Furuada, anak dari pasangan H Sadik Furuada dan Hja Amina Puarada yang dilahirkan di Funiara, 24 Januari 1974. Hasbullah berasal dari bahasa Arab yang artunya Jaminan Allah.
Sejak kecil Hasbullah bersama beberapa saudaranya harus rela berpindah dari satu kampung ke kampung lain mengikuti orang tua mereka yang ketika itu mengabdi sebagai Mantri. Sebagian besar wilayah Kaimana telah mereka datangi ketika itu.
Menginjak usia sekolah, dia disekolahkan di SD Inpres Bofuer, Teluk Arguni, pada tahun 1982 dan lulus di tahun 1987. Ia melanjutkan pendidikan di SMP Negeri Kaimana lulus tahun 1990, lalu SMA Negeri 2 Fakfak lulus tahun 1993.
Ayah satu anak ini kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang Fakultas Pertanian, dan wisuda tahun 2007. Setelah mendapatkan gelar S1, dia pulang kampung dan mulai bekerja sebagai penyuluh pertanian.
Walau saat itu gaji yang terimanya berkisar antara Rp700-900 ribu per bulan, tak menyurutkan semangatnya untuk tetap mengabdi berkeliling dari satu kampung ke kampung yang lain.
Nasibnya berubah setelah lulus seleksi CPNS yang kemudian ditempatkan di Dinas Pertanian Kabupaten Kaimana hingga saat ini.
Posisinya di dinas ini tak pernah berubah, yakni hanya sebagai staf biasa, walau pangkatnya sudah mumpuni untuk menjadi salah satu kepala seksi atau kepala bidang.
Kini Hasbullah telah mengajukan surat pensiun dini dari PNS untuk maju di Pilkada Kaimana. Pengunduran dirinya ini tentu memiliki resiko karena belum mengabdi di atas 25 tahun, sehingga sudah tentu tidak akan memperoleh tunjangan Pensiun.
Saat ditemui papuakini di kediamanya, Jumat (18/09/2020), suami dari Suki Ati ini mengaku telah mengambil keputusan yang tepat demi masyarakat. Keputusan ini tentu bukan sekadar pelarian atau ingin mencari jabatan, tetapi merupakan panggilan hati juga untuk memenuhi keinginan masyarakat.
“Ini saya lakukan karena panggilan hati dan untuk menghapus tangisan leluhur di negeri ini. Untuk itu, saya ikhlas melepas status saya sebagai PNS tanpa mendapatkan tunjangan pensiun,” katanya.
Dia menegaskan, kalau hanya sekedar untuk mencukupi kebutuhan keluarga. tentu penghasilan yang diperolehnya tiap bulan sudah lebih dari cukup, tetapi ini menyangkut kepentingan seluruh masyarakat yang ada di daerah ini.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
“Isyah Allah segala niat apapun yang diawali dengan niat baik, pasti hasilnya baik dan pasti ada kemudahan dari Allah. Ini panggilan hati untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan masyarakat tetapi juga untuk menghapus jeritan dan tangisan masyarakat Kaimana selama ini,” ujarnya.
Pria yang akrab disebut Putra Genofa (nama gunung di Teluk Arguni) itu siap mendampingi Fredi Thie sebagai Calon Wakil Bupati Kaimana dalam Pilkada serentak tahun 2020. Keinginannya ini pun telah mendapat restu dari kedua orangtua dan istri tercinta.
Anak keenam dari sembilan bersaudara ini menjelaskan, sejak awal dia bersama kakaknya Abdul Rahim Furuada telah mendapatkan doa restu dari kedua orangtua mereka. Demikian juga ketika dirinya pulang dari Jakarta dan sebelum pendaftaran di KPU. Orang tuanya tak pernah berkata bahwa harus kaka yang duluan atau adik yang duluan.
“Bapa cuma bilang, kami semua bapa dan mama punya anak. Tetapi juga orang Seraran punya anak, orang Arguni punya anak, dan orang Kaimana punya anak. Untuk itu, tugas bapa hanya berdoa, kalau kami dua ini sama-sama dipakai, Alhamdulilah. Kalau salah satu Alhamdulillah juga. Kalau kaka atau ade sama saja, biarlah Allah yang tentukan,” bebernya mengulang perkataan sang ayah.
Hasbullah mengaku tidak pernah berlomba untuk mencalonkan diri tapi diminta langsung oleh Fredi Thie untuk mendampinginya sebagai calon wakil bupati. Baginya, ini sebuah penghormatan yang luar biasa karena ada figur yang justru berlomba untuk menjadi calon.
Menurut mantan Ketua KPU Kaimana ini, masyarakat saat ini merindukan perubahan yang berarti di semua aspek. Perubahan yang dimaksud bukan hanya dari segi fisik bangunan, yaitu insfrastruktur semata tetapi juga secara mental dan sumberdaya manusia.
Dengan segudang pengalaman dan ilmu yang telah dia miliki, maka pria berdarah Irarutu ini bertekad akan menggunakannya semaksimal munkin untuk kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakat di Kabupaten Kaimana.
“Jika Allah meridhoi, dan masyarakat memberikan amanah pada kami, maka sudah pasti amanah itu akan kami jalankan sesuai dengan cita-cita dan tujuan mulia lahirnya kabupaten ini, untuk menghadirkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Kaimana,” tuturnya.
Dia berpesan pada seluruh masyarakat Kaimana agar tetap menjaga hubungan silaturahmi dan tali persaudaraan. Jangan sampai hanya karena beda pilihan politik kemudian menghancurkan hubungan keluarga yang sudah ada sejak dulu.
“Kita sudah sekian kali melaksanaan pemilihan umum. Sudah banyak hal yang kita pelajari. Untuk itu, saya berpesan pada semua, bahwa pilihan politik boleh beda, tetapi hubungan kekeluargaan harus diutamakan,” tutupnya.(yos)