Pelaksanaan program USAID Proyek Sustainable Ecosystems Advanced (USAID SEA) di Papua Barat dinilai berhasil. Ini tersirat dalam pernyataan Acting Director Kantor Lingkungan Hidup USAID Indonesia, Andrea Pavlick dalam penutupan kegiatan itu, Senin (21/12/2020).
“Pemerintah AS melalui USAID merasa bangga melihat hasil kerjasama yang sangat baik ini bersama dengan Pemerintah Provinsi Papua Barat,” ujar Pavlick dalam siaran pers Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Papua Barat, Jacobis Ayami.
Pavlick juga menyatakan kawasan konservasi perairan ini akan memberikan manfaat penghidupan bagi lebih dari 13.000 nelayan di 43 desa dari ketersediaan ikan yang lebih lestari, serta eluang ekowisata bahari.
“Meskipun USAID SEA hampir berakhir, USÅID tetap berkomitmen untuk bermitra dengan pemerintah Indonesia dalam perikanan berkelanjutan dan konservasi laut untuk melindungi lautan kita saat ini dan di masa depan,” tutur Pavlick.
Hal senada dikatakan Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, melalui Sekprov, Nataniel D Mandacan. Pemprov, kata Sekprov, berterimakasih kepada Pemerintah Amerika Serikat, melalui USAID Indonesia, atas pelaksanaan proyek USAID SEA yang dimulai pada tahun 2016, yang memperkuat tata kelola sumber daya perikanan dan kelautan, serta konservasi keanekaragaman hayati di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 715 Indonesia.
“Proyek USAID SEA mendukung perencanaan, proses konsultasi publik, serta proses formalisasi hingga penetapan tiga Kawasan Konservasi Perairan (KKP) dengan cakupan mencapai 680 ribu ha, yaitu KKP Teluk Berau dan KKP Nusalasi Van Den Bosch di Fakfak, serta KKP Teoenebekia Seribu Satu Sungai di Sorong Selatan,” ungkap Sekprov.
Sekprov, diwakili Staf Ahli Gubernur, Dr Nicolaus Uttung Tike SE, lalu menutup kegiatan serta menerima soft copies 5000 dokumentasi dan publikasi hasil pelaksanaan USAID SEA di Papua Barat selama lima tahun.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Saat ini, Proyek USAID SEA telah mendukung pembentukan dan pengesahan 14 KKP seluas hampir l,6 juta hektar di Provinsi Maluku Utara, Maluku, dan Papua Barat. Proyek lima tahun (2016-2021) dengan total dana USD 31 juta ini merupakan dukungan Pemerintah Ameiika melalui USAID kepada Pemerintah Indonesia dalam upaya penguatan tata kelola sumber daya Perikanan dan konservasi laut di tiga provinsi itu.(*/dixie)