Pengurus Pusat Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) dan Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Provinsi Papua Barat menyalurkan bantuan pada warga terdampak gempa di wilayah kota Mamuju, Sulawesi Barat mulai Sabtu (20/02/2021).
Keterangan pers yang diterima papuakini menyebutkan, bantuan itu berasal dari warga diaspora Toraja yang terkumpul dalam aksi kemanusiaan PMTI bersama organisasi/paguyuban Toraja di daerah.
“Termasuk yang dilakukan oleh IKT Papua Barat dan Jemaat Gereja Jatiwaringin,” ujar ujar Sekretaris PMTI, David Payung, di Posko dan Dapur Umum Gereja Toraja di Jalan Patalunru, Kecamatan Mamuju.
Di Posko ini David hadir bersama rombongan, diantaranya Ketua IKT Papua Barat, Kornelius Mangalik, Wakil Ketua IKT Papua Barat, Saul Rantelembang, Bendahara PMTI, Asri Litha, Alan Singkali, Millenial Sangtorayan, dan Sekretaris IKT Manokwari, Patrix Barumbun Tandirerung.
Mereka diterima oleh koordinator Posko, Pdt Elia Buntu Gajang, bersama Ketua Kerukunan Keluarga Toraja Mamuju, Ishak Tonapa Manginte, mantan Ketua KKT Mamuju, Charles Wiseman Batara Rundupadang, bersama puluhan warga yang masih mendiami posko dan tenda pengungsian.
“Kami berencana sejak awal mengunjungi Mamuju tapi banyak kendala. Juga dengan pertimbangan karena beberapa hari setelah gempa, bantuan begitu banyak yang masuk. Takutnya menumpuk,” jelas David Payung.
Warga setempat, Petrus Tandiabang mengaku masih trauma akibat gempa yang membuatnya bersama keluarga terpaksa mengungsi. Namun kebersamaan, pelayanan spiritual dari Gereja Toraja, dan solidaritas sesama warga Toraja dari berbagai daerah membuat mereka merasa tidak sedang berada di pengungsian.
“Justru di tengah bencana inilah kebersamaan, solidaritas dan rasa kekeluargaan terasa sangat kuat tanpa melihat status sosial, agama, dan perbedaan lainnya,” tutur Petrus.
Selain mengunjungi Posko Gereja Toraja, aksi peduli PMTI/IKT Papua Barat juga rencananya akan menyalurkan bantuan untuk perbaikan rumah ibadah setempat, sembari mengunjungi dan menyalurkan bantuan kepada warga yang masih mendiami pengungsian.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Bantuan tersebut ada yang berupa barang seperti tenda dan selimut, maupun uang tunai dengan total donasi lebih dari Rp100 juta.
Sementara itu, Kornelius Mangalik kepada warga mengatakan pihaknya bersyukur karena bisa berkesempatan membangun silaturahmi dengan warga di Bumi Manakarra. Rasa syukur itu sekaligus atas kesempatan untuk menyampaikan amanah dan ungkapan solidaritas dari warga etnis Toraja di Papua Barat yang berhimpun dalam organisasi yang ia pimpin.
“Apa yang diberikan oleh saudara-saudari kita dari Papua Barat janganlah dilihat dari nilai atau jumlahnya, tapi dilihat sebagai ungkapan kebersamaan, sepenanggungan. Saya sampaikan salam dari seluruh keluarga Toraja di Papua Barat. Nantinya bapak/ibu silahkan gunakan dan dialokasikan apa yang ada ini dengan bijaksana. Saya juga sampaikan bahwa sebetulnya banyak yang mau ke sini menjadi relawan tetapi kita harus realistis karena sedang berada dalam situasi pandemi Covid-19,” tandas Kornelius.
Saul Rantelembang yang juga anggota DPR Papua Barat mengatakan pengorganisasian potensi masyarakat etnis Toraja di Papua Barat bisa menjadi role model dalam pelembagaan organisasi IKT di Sulawesi Barat, meskipun ada perbedaan dalam dinamika maupun situasi kemasyarakatan yang berbeda.
Saul bersama koleganya di Papua Barat berkomitmen dan berikhtiar untuk memfasilitasi upaya-upaya perbaikan rumah ibadah yang dilaporkan warga. “Silahkan dibuat proposalnya. Kita tidak mungkin menutup mata,” ucapnya.
Berdasar pantauan, aktivitas warga di Kota Mamuju sebenarnya sudah mulai normal meski di beberapa titik lokasi-lokasi pengungsian masih ditinggali para pesintas.(*ddt)