Kearifan lokal terkait pengelolaan dan pelestarian sumber air yang ada di semua suku di Indonesia, termasuk di Papua Barat, harus selalu dilestarikan dan diterapkan.
Ini merupakan salah satu prinsip yang dipegang teguh Balai Wilayah Sungai Papua Barat dalam melakukan pembangunan infrastruktur.
Demikian dikatakan Kepala Balai Wilayah Sungai Papua Barat, Alexander Leda, dalam peringatan Hari Air Dunia, di Bendungan Aimasi SP3, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari, Senin (22/03/2021).
Itu sebabnya setiap membangun infrastruktur Balai Wilayah Sungai, sesuai arahan Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR selalu menanam pohon di lokasi pembangunan.
“Apapun yang kita yang lakukan, semua pembangunan infrastruktur dan inovasi, harus mengurangi risiko hal-hal yang bisa menyebabkan kekurangan air,” tuturnya dalam kegiatan yang dihadiri Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, ini.
Leda kemudian melaporkan ke Gubernur bahwa Balai Wilayah Sungai Papua Barat sudah membangun jaringan irigasi di kantong-kantong pangan di Papua Barat.
“Jaringan irigasi di Aimasi sudah 95 persen, Oransbari 95 persen, Wariori 80 persen. Setiap kegiatan konstruksi kami wajibkan pendekatan pola padat karya,” ungkap Leda.
Peringatan Hari Air Dunia di Papua Barat ini diwarnai dengan penanaman 250 bibit pohon, termasuk pohon buah kedondong, matoa, rambutan, dan nangka di sekitar bendungan.
Balai Wilayah Sungai Papua Barat sebelumnya sudah menanam 250 bibit di Sorong. Penanaman 250 bibit akan dilakukan lagi jelang HUT Kemerdekaan RI dan 250 bibit juga dalam puncak Hari Bakti PU nanti.
Teman internasional Hari Air Dunia 2021 adalah Valuing Water, sedangkan secara nasional temanya Mengelola Air, Menjaga Kehidupan.(dixie)
Click here to preview your posts with PRO themes ››