Ini Juara Lomba Menulis Perhimpunan Mahasiswa Papua di Jerman

Perhimpunan Mahasiswa Papua (PMP) Jerman, berkolaborasi denga Buku Untuk Papua (BUP), mengumumkan pemenang lomba menulis untuk siswa SMP, SMA, mahasiswa, dan umum.

Keterangan tertulis yang diterima papuakini, Minggu (04/04/2021), menyebutkan lomba dari 22 Februari 2021 sampai 25 Maret 2021 ini melombakan dua kategori, yaitu critical essay dan inspirational story.

Menurut Ketua PMP Jerman, Agustinus Giyai, 230 naskah dari peserta di seluruh Indonesia terkumpul dalam lomba ini.

Juara pertama kategori critical essay diraih Sultan Hadi Prabowo dengan judul “Aplikasi ELWASTE (Electronic Waste) Sebagai Solusi Distribusi Sampah Elektronik dan Edukasi EST (Engineering, Science, dan Technology) di era Society 5.0.”

Juara kedua disabet Embun Ayudya Pawestri dengan judul “Guru Pelita: Program Wajib Mengajar Daerah 3T pada Jenjang Pendidikan Profesi Guru (PPG) sebagai upaya Pemerataan dan Peningkatan Mutu Pendidikan Daerah Terpencil,”

Juara ketiga didapat Jhony Kosamah dengan judul “Pendidikan di Tanah Papua: Masalah, Penyebab, dan Solusi” dan Wahyudin dengan judul “Lalu, Apa Manfaat Pendidikan Formal untuk Daerah Terpencil?”

Untuk kategori inspirational story juara satu dimenangkan Kiani Alvi Saharani dengan judul “Memiliki Impian dan Harapan yang Tinggi,” juara kedua Teku Weya dengan judul “Jangan Takut Bermimpi Tinggi” dan juara ketiga Delina Wenda dengan judul “Tempat Curhatku adalah Tuhan.”

Nama-nama para pemenang ini diumumkan Prof Dr Ardi Marwan, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Berlin, di penghujung webinar bertajuk “Being Critical and Inspiring in Educated Ways” yang digelar PMP Jerman.

Naskah-naskah para pemenang akan diterbitkan dalam bentuk buku, dan juga akan diterbitkan di website resmi PMP Jerman, sedangkan webinarnya bisa ditonton di kanal Youtube PMP Jerman.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

Ketua pelaksana lomba, Angel Berlian Fonataba, berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut sekaligus jadi pemantik untuk memotivasi para generasi muda di Papua untuk terus berkarya lewat tulisan.(*/dixie)