Bupati Pegunungan Arfak, Yosias Saroy, mengatakan tiga kali ikut test CPNS di Manokwari tapi gagal. Kegagalan itu tidak membuatnya berunjuk rasa palagi melakukan tindakan anarkis.
“Saya tak demo saat gagal berulang kali itu pada Bapa Gubernur (Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan) saat Bapa jadi Bupati Manokwari kala itu. Saya berpikir akan ada kesempatan lain yang disediakan Tuhan,” ujar Yosias Saroy, Rabu (19/05/2021).
Bupati Pegunungan Arfak mengatakan itu dalam Temu Nasional I Pemuda GPKAI di Kampung Sururey, Distrik Anggi, Pegunungan Arfak, yang dibuka Gubernur Papua Barat.
Bupati Pegunungan Arfak menegaskan bicara soal ini karena penerimaan CPNS di Kabupaten Pegunungan Arfak berbuntut tindakan anarkis.
“Kita hancur-hancuran kala itu. Semoga tak terjadi di daerah lain di Indonesia. Oknum-oknum pemuda yang lakukan ulah itu. Iman kita di mana? Kalau kita belajar dengan iman dan kasih, semua akan damai-damai,” tutur Yosias Saroy dalam kegiatan yang turut dihadiri Bupati Manokwari, Hermus Indou, itu.
Oleh karena itu, Bupati Pegunungan Arfak mengingatkan pemuda gereja untuk jangan gampang terprovokasi, demo anarkis, ancam sana sini, dan mengucapkan pernyataan-pernyataan berpotensi adu domba sesama.
“Itu tidak boleh. Pemuda harus belajar mensyukuri apa yang ada pada kita. Jangan terlalu menuntut. Kalau ada kesempatan oke. Kalau tidak, jangan. Jangan terlalu ngotot, terlalu tuntut di luar kemampuan kita,” tegas Yosias Saroy di kegiatan juga dihadiri Ketua DPR Papua Barat, Orgenes Wonggor.
Bupati Pegunungan Arfak lalu mengatakan pekerjaan di dunia ini bukan cuma satu, bukan cuma jadi ASN.
“Bisa jadi TNI, Polri, kedokteran, penerbangan, wiraswasta, UKM. Ambil peluang itu. Jangan kita berkelahi di satu ini, karena pekerjaan yang Tuhan siapkan banyak,” ingat Yosias Saroy di kegiatan yang menampilkan pembicara sejumlah anggota DPD RI Dapil Papua Barat dan Staf Khusus Presiden, Billy Mambrasar.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Bupati Pegunungan Arfak juga mengingatkan jangan gereja kosong karena pemuda lebih suka jalan-jalan.
“Ingat, pemuda adalah tiang penopang. Masa depan gereja dan pemerintah di pundak pemuda,” tandas Yosias Saroy.(dixie)