Papua Barat Optimalkan Sekaligus Lestarikan Kayu Besi Merbau Melalui Silvikultur Intensif

Provinsi Papua Barat bakal mengoptimalkan sekaligus melestarikan kayu besi Merbau melalui silvikultur intensif.

Silvikultur intensif merupakan strategi peningkatan hutan produksi yang memadukan tiga kegiatan yaitu pemuliaan pohon, manipulasi lingkungan, dan pengelolaan organisme pengganggu tanaman.

Menurut Kepala Dinas Kehutanan Papua Barat, Ir Hendrik F Runaweri, upaya itu dilakukan dengan melibatkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia Komda Papua Barat, dan tim pakar berdasarkan SK Menteri LHK.

“Baru kali ada 6 profesor dan doktor ikut dalam tim ini. Ada yang dari Bogor, ada dari Kalimantan,” ujar Kepala Dinas Kehutanan di Manokwari, Sabtu (13/11/2021).

Menurut Direktur Usaha Hutan Produksi Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Kementerian LHK, Ir Istanto MSc, Tanah Papua sangat kaya kayu besi Merbau.

Papua Barat Optimalkan Sekaligus Lestarikan Kayu Besi Merbau Melalui Silvikultur Intensif
Direktur Usaha Hutan Produksi Ditjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Kementerian LHK, Ir Istanto MSc.

Pengelolaan kayu besi Merbau itu sangat intensif sehingga dikhawatirkan bisa menimbulkan kelangkaan jika tidakditangani dengan baik.

Menurutnya ada 22 perusahaan pemegang Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH), yang dulu dikenal sebagai Hak Pengelolaan Hutan (HPH).

21 di antaranya bergerak di pemanfaatan kayu hutan alam, 1 yang belum aktif di bidang pemanfaatan kayu hasil budidaya, yang dulu dikenal sebagai HTI (Hutan Tanaman Industri).

Pelaksanaan silvikultur intensif sudah dilakukan untuk kayu Meranti di Kalimantan dengan hasil menggembirakan.

Gubernur Papua Barat, Drs Dominggus Mandacan MSi, sangat mendukung upaya ini karena sejalan dengan Papua Barat sebagai provinsi berkelanjutan, serta akan bermanfaat pada masyarakat Papua Barat.(an/dixie)