Begini Jadinya Kalau Kepala Suku Arfak Papua Kampanye di Pegaf

Suasana dan aura berbeda sangat terasa ketika Kepala Suku Besar Arfak, Drs Dominggus Mandacan MSi, bersama Mohamad Lakotani SH MSi, berkampanye di Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf), 18 November 2024.

Masyarakat menyambut pasangan calon tunggal gubernur dan wakil gubernur Papua Barat nomor urut 1 ini dengan sangat antusias. Mereka bahkan mengusung pasangan yang dikenal dengan singkatan Doamu ini dengan tandu, diiringi tari tradisional Suku Besar Arfak dan iring-iringan masyarakat menuju lapangan lokasi kampanye yang dipusatkan di Distrik (Kecamatan) Sururey.

Doamu jadi pasangan calon tunggal, alias lawan kotak kosong, setelah seluruh 18 partai nasional berkoalisi mengusung dan mendukung pasangan petahana ini. Doamu juga merupakan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat periode 2017 – 2022.

Kampanye diawali dengan penyambutan perwakilan masyarakat dari 166 kampung dar 10 distrik (kecamatan) di Kabupaten Pegaf. Setelah itu masyarakat mendaulat Doamu menaiki tandu yang telah disiapkan.

Masyarakat melalui kemudian menyampaikan aspirasi mereka melalui, antara lain, Agus Ahoren dari Distrik Sururey, Yerkisu Saiba dari Distrik Hingk, dan Bani Inyumsi dari Distrik Anggi.

Aspirasi paling banyak penerusan pembangunan sekaligus peningkatan infrastruktur seperti pembuatan dan pengaspalan jalan dan jembatan, bantuan dan sarana prasarana pendidikan dan kesehatan.

Masyarakat Pegaf menegaskan mendukung 100 persen Doamu pada Pilkada 27 November 2024 nanti, sebagaimana yang mereka lakukan pada Pilkada Papua Barat medio 2017 lalu.

Menanggapi ini, Dominggus Mandacan, yang pernah jadi Penjabat Bupati Pegaf selama sekira dua tahun, mengisahkan kala dia menjadi Bupati Manokwari selama dua periode dan mulai membangun infrastruktur di distrik-distrik di wilayah Kabupaten Pegaf kini yang dulu masih masuk wilayah Kabupaten Manokwari. Kini sempat ruas jalan ke kabupaten lain sudah tembus.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

Pembangunan di Pegaf, serta seluruh wilayah Papua Barat, termasuk kabupaten/kota yang kini masuk Provinsi Papua Barat Daya, dilanjutkannya saat jadi Gubernur Papua Barat. Sayangnya, kelanjutan pembangunan tersebut terhambat pandemi Covid-19, yang salah satu dampaknya membuat pemerintah pusat memerintahkan seluruh pemerintah daerah untuk mengalihkan 50 persen APBD, termasuk APBN, untuk penanganan Covid-19.

Dominggus Mandacan kemudian menegaskan akan melanjutkan pembangunan di Pegaf, dan seluruh kabupaten lain di Papua Barat, di periode kedua kepemimpinan Doamu. (dixie)