DNA
IPTEK: Dengan mengutak-atik DNA, ilmuwan yakin bisa menghasilkan manusia super.

INGIN mengubah gen anak Anda menjadi lebih pintar, kuat, atau penampilan yang lebih baik?
Saat ini, perkembangan sains semakin pesat. Meningkatkan kapasitas manusia dengan bioteknologi, pil pintar, implan otak, hingga menggunakan metode DNA-editing (pengeditan DNA) tengah menjadi perbincangan yang hangat di dunia internasional.
Dengan mengedit DNA, ilmuwan bisa bermain-main untuk meningkatkan sifat-sifat dasar manusia, seperti kecerdasan, kemampuan fisik, bahkan penalaran moral. Artinya, seorang “manusia super” bisa diciptakan.
Pada tahun 2016 ini, untuk kedua kalinya ilmuwan Tiongkok melakukan percobaan memodifikasi embrio manusia yang sangat kontroversial, untuk menciptakan manusia super yang tahan terhadap penyakit dan kelainan genetika.
Bulan lalu, seperti dilansir Wired, ilmuwan Tiongkok dari Sichuan University yang dipimpin ahli onkologi, Lu You, berhasil menyuntikkan sel darah putih yang sudah dikustomisasi dengan Clustered Regularly-Interspaced Short Palindromic repeats (CRISPR) ke dalam tubuh pasien yang terkena kanker paru-paru metastatik.
Percobaan tersebut dilakukan di RS Tiongkok Barat, Chengdu, dan, kepada Nature (15/11), Lu menyatakan perawatan berjalan mulus dan sang pasien akan mendapatkan suntikan kedua. Namun ia menolak menjelaskan secara detail karena menjaga kerahasiaan pasien.
Tim tersebut berencana untuk merawat total 10 orang. Masing-masing akan menerima dua hingga empat suntikan.
Pengobatan ini masih dalam tahap uji keselamatan dan para partisipan akan dimonitor selama enam bulan untuk menentukan apakah injeksi itu menyebabkan dampak merugikan.
Ini merupakan terobosan baru untuk masyarakat Republik Rakyat Tiongkok. Sebelumnya pada awal 2014, Tiongkok juga berhasil membuat tumit kustom CRISPR pada monyet dan embrio pertama yang sudah dikustom menggunakan CRISPR pada Mei lalu.
Terobosan Tiongkok ini cukup mengagetkan karena, seperti dikabarkan Nature , percobaan pertama penggunaan CRISPR pada manusia dijadwalkan baru dilakukan tahun depan oleh para ahli di University of Pennsylvania.
Menurut Wired, Amerika Serikat tertinggal dalam hal ini karena perizinan. Sichuan University hanya butuh waktu enam bulan sejak presentasi hingga pemerintah Tiongkok menyetujui percobaan tersebut. Sementara di AS pengurusan izin bisa memakan waktu bertahun-tahun.
Keberhasilan Tiongkok itu, menurut Darryl Macer dari Eubios Ethics Institute, akan membuat Asia berada di depan dalam upaya meningkatkan kemampuan fisik manusia.(bgc)

Click here to preview your posts with PRO themes ››