Jerman dan China bersatu dalam hal perdagangan bebas. Ini dilakukan seiring ancaman Presiden AS, Donald Trump, pada China.
Kanselir Jerman Barat, Angela Merkel, dan Presiden China, Xi Jinping, usai saling menelfon, mengeluarkan pernyataan di Berlin bahwa mereka bertekad “bersama-sama berjuang mempertahankan perdagangan bebas dan pasar terbuka.” Demikian dilaporkan kantor berita Agence France-Presse, Jumat (17/3).
Pernyataan ini dilontarkan mereka sebelum pertemuan para menteri keuangan dunia, yang akan membahas tentang proteksionisme, Jumat (17/3) hari ini.
Merkel dan Xi, menurut juru bicara Merkel, Steffen Seibert, “sepakat mempertahankan kerjasama erat” mereka. Pembicaraan telefon mereka juga fokus pada “kondisi-kondisi pasar untuk memperluas elektromobilitas (kendaraan bermotor non BBM fosil) di China” yang membuat industri otomotif Jerman “sukses terus di pasar China.”
Sebelumnya, para ekonom dunia berulang kali mengingatkan bahwa kebijakan “America First” Trump, dan janjinya untk membatasi atau menghentikan perdagangan dengan China dan negara-negara lainnya bisa mengguncang pasar luar negeri.
Di sisi lain, seperti dilaporkan msn.com, Merkel juga dijadwalkan bertemu untuk pertama kalinya dengan Trump pada Jumat hari ini.
Trump berulang kali menyatakan akan mendahulukan konsumen dan pekerja Amerika. Dia sudah memutuskan pakta perdagangan bebas antara Amerika Serikat dan negara-negara Asia, yang dilakukan pendahulunya Presiden Barack Obama, mengancam mendenda perusahaan-perusahaan AS yang membuka pabrik di luar AS, dan menyatakan China, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, sebagai negara manipulator mata uang.
Hubungan Washington dengan Jerman sendiri mulai mendingin. China mengambil alih posisi AS untuk pertama kalinya dengan menjadi mitra dagang teratas Jerman pada 2016. AS kini di posisi ketiga dalam hal itu, karena posisi kedua pada 2016 ditempat Perancis.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
Menurut Reuters, per Februari 2017, nilai impor Jerman dari dan ekspor Jerman ke China tahun lalu mencapai 170 M Euro, atau 180 M USD. Ini setara dengan 2401 triliun Rupiah.(dixie)