Cara Golkar Berdayakan Generasi Emas Papua

Siswa-siswi hanya sekira 8 jam ada di sekolah.Sisanya, 16 jam, ada bersama orangtua. Jadi, tugas lebih besar untuk membentuk anak-anak menjadi generasi emas Papua ada pada orangtua.

Ini ditegaskan Ketua Partai Golkar Papua Barat, Mozes Rudy F Timisela ST, saat berkunjung ke SDN Satu Atap Inpres 114 Kampung Bogor, Kelurahan Bogor, Distrik Prafi, Manokwari, Selasa 94/4) siang.

[huge_it_slider id=”1″]

 

Untuk itu, Rudi mengimbau para orangtua siswa untuk benar-benar mengedepanan pendidikan anak-anak mereka. Karena, tegasnya, tak ada orang sukses tanpa pendidikan.

Seiring itu, dia mengharapkan tak ada lagi aksi marah orang tua, bahkan sampai memalang sekolah, atau malah membawa senjata tajam lantara anaknya tidak naik kelas atau tidak lulus.

“Percayalah pada para guru. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa Jika mereka tidak menaikkan kelas, atau memberi hukuman pada siswa, itu adalah bentuk perhatian, bentuk pendidikan, agar lahir generasi emas Papua,” tegas Rudi, sapaan akrabnya.

“Kalau dipaksa naik kelas atau lulus sekolah, saat melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya di Manokwari atau di daerah lain, lalu ternyata belum lancar menulis, membaca dan berhitung, yang rugi adalah anak kita sendiri, keluarga kita sendiri, dan sekolah asal anak bersangkutan,” tegas pria yang juga Ketua Komisi A Dewan Provinsi (Deprov/DPRD) Papua Barat itu.

Rudi kemudian mengatakan pada siswa-siswi SD di sekolah itu agar menjawab “Tidak mau, saya mau sekolah,” bila disuruh orang tua untuk tidak ke sekolah untuk membantu mereka di rumah atau di kebun.

“Bilang pa papa deng mama, Kaka Rudi bilang tidak boleh. Saya harus sekolah,” pesannya, dalam kunjungan yang berbentuk santunan dan pemberian makanan tambahan untuk para siswa di sekolah lumayan terpencil itu.

“Pada para orang tua, saya memang tidak bisa larang kalian terkait pergi ke sekolah itu. Mereka adalah anak bapa dan ibu. Tapi, demi masa depan mereka, demi masa depan generasi emas Papua Barat, sekolahkan mereka setinggi-tingginya,” tuturnya.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

Kunjungan dibarengi santunan itu turut dihadiri, antara lain, Ketua Ikatan Istri Partai Golkar PB, Rien Alice Ayal, Ketua AMPG PB, Jalil Ambara, Sekretaris Bappilu PB Wilayah I (Manokwari, Pegaf, Mansel) Lamek Dowansiba, dan Sekretaris PG Prafi Siswanto.

Terkait peran orangtua itu,  legislator PB dua periode dari daerah pemilihan Manokwari itu, mengingatkan para orangtua sungguh-sungguh memperhatikan keberadaan anak-anak mereka.

Jangan sampai mereka terjerumus ke hal-hal negatif, termasuk penghirupan lem Aibon yang marak terjadi di kalangan muda saat ini.

Jauhkan ko pu hidung dari aibon. Ko tidak top kalau ko pakai aibon. (Jauhkan hidungmu dari aibon. Kau tidak hebat kalau pakai aibon, Red). Adik-adik ingat itu. Ayo katakan itu pada teman-teman,” ajak ayah tiga putra itu.

Para siswa kemudian mengatakan hal itu pada satu sama lain.

“Ingat itu adik-adik ya. Jangan lakukan. Aibon itu lem bukan untuk dihirup-hirup uapnya. Kalau bertemu teman yang melakukan hal itu, katakan yang tadi. Jauhkan ko punya hidung dari aibon. Ko tidak top kalau ko pakai aibon,” pesan pria yang punya 10 anak asuh asal Papua itu. “Saya imbau semua DPD II Partai Golkar melakukan hal serupa di daerah masing-masing,” tegasnya.

Sementara itu, usai pertemuan, Rudi menyatakan kegiatan ini akan terus dilakukan seluruh jajaran Partai Golkar di seluruh tingkatan di Papua Barat.

“Sekaligus menyuarakan secara nasional bahwa pemberdayaan perempuan harus dapat porsi besar,” tegasnya.

Dia juga menyatakan hal ini merupakan bagian dari upaya mengembalikan kepercayaan masyarakat pada Partai Golkar.(dixie)