Ketua DPR Papua Barat, Pieters Kondjol, meminta Kapolda Papua Barat, Brigjen Rudolf Alberth Rodja, menuntaskan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan landing craft tank (LCT) Sorsel Indah.

“Kasus ini sudah lama dilimpahkan dari Polda Papua ke Polda Papua Barat, dan sudah menetapkan 1 orang tersangka yang bernisal MN, tapi sampai saat ini belum tuntas,” ujarnya akhir pekan lalu.

Seperti diberitakan papuakini.co sebelumnya, LCT Sorsel Indah itu menelan anggaran Rp.4.404.787.000 dari APBD 2007 Sorong Selatan. Kasus ini diduga melibatkan sejumlah pejabat tinggi Pemkab Sorsel kala itu.

Kasus itu mulanya dilaporan ke Polres Sorong Selatan, kemudian dilimpahkan ke Polda Papua, dan kemudian dilimpahkan ke Polda Papua Barat.

Pelimpahan ke Polda Papua Barat itu sesuai surat pelimpahan Nomor B/680/III/2016 tertanggal 31 Maret 2016.

“Kapal itu dibangun di pabrikan Samarinda. Peruntukannya tidak jelas, padahal ada kesepakatan kapal itu dipakai untuk melayani kebutuhan masyarakat pesisir,” papar Kondjol.

Selama operasi, tambahnya, kapal itu tidak mendatangkan keuntungan bagi pemerintah setempat. “Saat ini kapal itu hilang,” tegasnya.

Menurutnya, Kapolda baru harus terus menindaklanjuti persoalan kapal itu secara terang benderang dan terbuka kepada pemerintah dan masyarakat Sorsel.

Sebagai putra daerah dan mantan anggota DPRD Sorsel, Kondjol minta masalah itu secepatnya diselesaikan Kapolda Papua Barat sesuai dengan komitmen untuk memberantas korupsi di Papua Barat.

“Ini sudah sampai ke Mabes Polri dan KPK. Jadi kalau bisa diselesaikan secara transparan dan terbuka untuk semua masyarakat Sorong Selatan,” tutur Kondjol.

Kondjol menegaskan kasus itu harus selesai di tangan Kapolda Papua Barat yang baru, karena semua dokumen sudah lengkap. Siapapun yang terlibat entah pejabat atau siapa saja harus diperiksa, karena tidak ada yang kebal hukum.(cpk1/dixie)

Click here to preview your posts with PRO themes ››