Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau meminta agar keamanan di Papus Barat selalu terjaga.

Ini dikatakan saat memberikan sambutan dalam coffee morning yang digelar Polda Papua Barat bersama Forkopimda dan Tokoh lintas agama di salah satu hotel di Manokwari, Kamis (22/2).

Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan turut hadir dalam kegiatan itu.
Pangdam menceritakan sedikit pengalamannya bertugas di beberapa daerah konflik. Kata dia, rasanya sangat tidak nyaman ketika ada di daerah tidak aman.

“Kami yang aparat saja merasa tidak nyaman saat daerah terjadi konflik, apalagi masyarakat biasa. Saya dari pangkat Letnan dua sampai Kapten, 6 kali ditugaskan di Timor Timur. Kehidupan di daerah konflik itu sangat tidak enak,” ujarnya.

Dari Timor Timur dia ditugaskan di Timika saat gejolak masyarakat terjadi. Bahkan saat mau pulang ke Jawa, konflik Ambon pecah dan dia terpaksa dikirim lagi ke Ambon. Begitu pulang ke Jawa, belum setahun sekolah Aceh konflik lagi

“Pulang dari Aceh, balik lagi ke Ambon. Habis itu ke Kalimantan. Dari pengalaman berada di beberapa daerah gejolak di Indonesia dengan banyak kegiatan mengurus jenazah dan mengamankan wilayah, saya mau sampaikan bahwa keamanan itu sangat penting. Karena saya melihat ketakutan masyarakat sangat luar biasa saat daerah terjadi konflik. Maka dari itu, mari kita jaga keamanan ini agar kegiatan pemerintah dan masyarakat berjalan normal tanpa ada ketakutan,” imbuhnya.

Belakangan ini banyak isu simpang siur yang berkembang pesat di media sosial, dan masyarakat terlalu percaya dengan isi tersebut. Menurutnya, ini terjadi karena pesatnya perkembangan teknologi tidak sebanding dengan perkembangan pemahamanan masyarakat.

Untuk itu, Pangdam meminta agar para tokoh agama di Papua Barat, jangan cepat menanggapi isu yang berkembang di tengah masyarakat, apalagi isu yang berbau SARA.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

“Kuncinya, kita harus paham dan tahu ada di mana kita berada, agar kita tidak berbuat hal yang bertentangan dengan aturan masyarakat setempat,” ungkapnya.

“TNI/Polri punya bawahan yang bisa diperintah, kalau tokoh agama punya umat yang bisa diingatkan. Jadi, mari kita sama sama peduli dengan keamanan daerah kita,” tambahnya.

Senada, Kapolda Papua Barat, Brigjen Pol Rudolf Albert Rodja mengatakan konflik Irak patut menjadi contoh agar hal serupa tidak terjadi di Papua Barat.

“Dua 2 bulan pertama Kamtibmas di Papua Barat cukup bagus. Saya ingin kondisi ini terjaga,” ujarnya.

Kapolda mengajak pemuka agama dan adat di Papua Barat bisa membina kelompok atau warganya masing agar tidak mudah terprovokasi.

Soal keamanan, Gubernur Papua Barat, Drs. Dominggus Mandacan juga menyatakan hal yang sama.

“Manokwari, Papua Barat adalah zona damai. Jadi kita menjaga itu dan menjadi contoh untuk daerah lain. Kita harus tunjukkan bahwa kita bisa terus hidup rukun dan damai,” tandasnya.(njo)