PT SDIC Papua Cement Indonesia, lebih dikenal warga Semen Maruni, berharap bisa memproduksi empat juta ton semen setiap tahun.
Optimisme ini muncul setelah perusahaan itu dapat rekomendasi Gubernur Papua Barat.
Saat ini SDIC memproduksi 1.5 juta ton semen per tahun. Dari produksi itu SDIC telah berkontribusi ke PAD sebesar 10 juta Dolar AS, sekira Rp144 M.
Wakil GM PT SDIC Papua Cement Indonesia, Long mengatakan, sesuai perencanaan PT SDIC Papua Cement Indonesia akan membangun 2 jalur.
Hanya saja pangsa pasar yang ada saat ini membuat perusahaan hanya menggunakan 1 jalur untuk memproduksi semen.
“Dengan rekomendasi ini, kita harapkan pangsa pasar meningkat, sehingga kita bisa membuka dua terowongan dengan target penambahan produksi per tahun mencapai empat juta ton,” tutur Long.
Long menyatakan itu usai menerima rekomendasi Gubernur yang diserahkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Papua Barat, George Yarangga.
Rekomedasi Gubernur itu menyatakan bahwa, semen Conch Manokwari dapat digunakan untuk membuat Beton Mutu K-400, dan layak digunakan untuk publik.
Menurut Long bila pangsa pasar meningkat dan mereka membuka jalur ke dua, itu akan berdampak pada penambahan jumlah tenaga kerja, peningkatan produksi serta peningkatan setoran pajak melalui PAD.
“Gubernur juga mendukung dibangun dua jalur, karena secara otomatis, akan menambah PAD dan membuka lowongan pekerjaan,” ungkapnya.
Semen Conch Manokwari tidak hanya didistribusikan ke wilayah Indonesia saja, tetapi juga sampai ke luar daerah.
“Distribusi kita mulai dari Jayapura. Ambon, Sorong, Ternate. Bahkan yang di luar Indonesia yakni Australia, PFilipina, Chili, Timor Leste dan PNG. Kalau pangsa pasar meningkat, jumlah distribusi ke daerah juga akan meningkat,” tambahnya.
Rekomendasi dikeluarkan berdasarkan surat permohonan PT SDIC yang meminta rujukan uji mutu semen Conch Manokwari pada 23 April 2018 lalu.
Click here to preview your posts with PRO themes ››
PT. SDIC Papua Cement Indonesia
juga sudah melewati beberapa pengujian Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementerian Perindustrian pada 31 Oktober 2016, dan hasil pengujian mix design beton K-350 dari UPTD Balai Pengujian dan Laboratorium Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua pada 3 Agustus 2017.
Balai Sertifikasi Industri Kementerian Perindustrian juga sudah mengeluarkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT-SNI) pada 10 November 2016.
“Ini dasar-dasar pemberian rekomendasi tersebut. Oleh sebab itu, kami minta ketika rekomendasi itu dipegang pihak perusahaan, tidak ada pengurangan mutu dan kualitas Semen Conch Manokwari,” ungkapnya.
Dia lalu menyampaikan beberapa saran ke perusahaan, yaitu meminta perusahaan lebih memperhatikan kelestarian lingkungan demi kesejahteraan masyarakat sekitar pabrik, meningkatkan kesempatan kerja untuk orang asli Papua serta memprioritaakan keamanan dan ketertiban saat proses pengangkutan dari pabrik ke arah kota.(njo)