Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Rudolf A Rodja mengatakan tidak akan pernah hilang selama masih ada peminum dan penjual yang mengeruk keuntungan besar dari barang haram itu. Apalagi, ada kemungkinan terdapat oknum polisi yang juga mencari keuntungan dari komoditas itu.
Kapolda mengatakan itu di sela pemusnahan miras hasil tangkapan Ditnarkoba Polda Papua Barat, Selasa (18/9).
Miras yang dimusnahkan itu diantaranya 18 jerigen yang disita di Sorong dan 4 galon CT yang disita di Manokwari.
“Stop miras kembali ke kesadaran. Karena setiap kita tangkap, pasti ada yang masukkan lagi. Kita tidak bisa saling menyalahkan, kita harus introspeksi diri masing masing, yang kita lakukan sudah benar atau tidak,” pesan Kapolda dalam pemusnahan yang dihadiri perwakilan Pengadilan Negeri, Kejaksaan, dan sejumlah tokoh masyarakat dan adat.
Kapolda mengatakan, berapa waktu lalu, anggotanya menangkap miras produksi rumahan di Kabupaten Tambrauw dan beberapa tempat di Manokwari dan Sorong.
Ini menunjukkan miras lokal bukan saja dipasok dari luar daerah, tapi juga dari produsen dalam daerah. “Kita terus tangkap, tapi ada lagi. Saya yakin masih banyak yang main kucing-kucingan untuk pasok miras,” tutur Kapolda.
Kapolda kemudian mengingatkan bahwa menyadarkan moral itu penting dari sisi keagamaan. Gereja pun penting untuk memiliki data berapa banyak anak dari warga jemaat yang mengkonsumsi miras.
“Pendeta bukan hanya naik mimbar khotbah jangan (konsmsi) miras. Gereja harus punya data anak jemaat yang mengkonsumsi miras, supaya ada kegiatan yang bisa dilakukan pihak gereja,” tandasnya.(njo)
Click here to preview your posts with PRO themes ››