Cara unik ditempuh Caleg DPRD Manokwari Dapil 1 dari Partai Golkar, Norman Tambunan, dalam menghadapi Pemilu legislatif 17 April mendatang. Dia memasang wifi gratis dengan username robertjkardinal dengan password namanya sendiri normantambunan.se.

Hanya saja, langkah ini dituding mahasiswa Unipa asal Kaimana, Candra Furima, sebagai kampanye gelap.

“Pemasangan WiFi ini sudah masuk dalam kampanye gelap. Apalagi id dan pasword menggunakan nama caleg.
Apakah Bawaslu sudah tah hal ini lalu dibiarkan, atau harus tunggu laporan resmi,” ujarnya dalam konferensi pers bersama Presma Unipa dan Koordinator Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa wilayah Manokwari, Rabu (20/2/2019) kemarin.

Dia enyebut fasilitas itu terdapat di beberapa asrama mahasiswa di Manokwari seperti asrama Bintuni, Jayapura, Serui, dan Membramo Tengah.

“Tiga bulan terakhir ini sudah ada. Kita pikir ini tidak fair. Asrama lain juga demikian, namun ada yang menolak. Ini terkesan ada bungkusan kampanye,” ungkapnya.

Soal ini, Komisioner Bawaslu Papua Barat Rionaldo Harold Parera, mengaku itu masuk wilayah hukum Bawaslu Kabupaten Manokwari.

“Kita akan perintahkan Bawaslu Kabupaten agar mereka bisa mengecek, memanggil dan melakukan klarifikasi pada yang bersangkutan,” ungkapnya.

Soal perlu dan tidaknya laporan terkait kampanye gelap, kata Rio, masyarakat harus melapor di saat ada temuan, supaya diklarifikasi oleh Bawaslu guna dikaitkan dengan aturan yang ada.

Norman Tambunan yang dikonfirmasi soal ini mengatakan WiFi gratis itu bagian dari alat peraga yang di dalammya terdapat caleg DPR RI, DPR PB dan DPRD Manokwari. “Tidak ada unsur mengajak di dalamnya,” tuturnya, menjawab papuakini.co Kamis (21/2/2019) malam tadi

Bahkan, antrian banyak untuk pemasangan WiFi itu. Tidak hanya di dapilnya tali juga di dapil lain. Apalagi itu bagian dari program partai.

Click here to preview your posts with PRO themes ››

“Ini alat peraga kampanya kami. Ini juga program soal perkembangan teknologi. Di dalam situ tidak ada ajakan apapun. Ini program partai Golkar yang kita adopsi. Siapapun bisa cek dan tes,” ungkapnya.

Dia lalu mengatakan sudah berkoordinasi dengan Bawaslu bahkan sampai tingkat pusat soal itu sejak jauh hari.

“Bawaslu bilang tidak ada masalah, asalkan tidak ada muatan mengajak dan menjanjikan. Nah, saat pemilihan nanti tidak ada foto, hanya nama, dari mana masyarakat bisa mengenal nama saya ? Ini sama saja seperti baliho caleg yang terpasang di jalan,” tegasnya.

Norman lalu menanyakan dimana kampanye gelap yang dimaksud?

“Tidak ada asrama yang menolak soal ini. Bahkan semua meminta. Ini kan menunjang kebutuhan mereka. Target saya hanya 100 titik, tapi permintaan masyarakat sudah 250 an titik. Kan sudah melebihi. Ini kan yang kita namakan program RT/RW. Jadi satu RT satu titik,” ungkapnya.

WiF itu kata dia adalah program yang mereka dorong. Jika berhasil, Manokwari bisa jadi smart city.

“Soal hati memilih ya silahkan memilih saja sesuai pilihan masing masing. Itu tidak menjadi persoalan. Ini juga untuk menghindari money politics. Kalau hari ini ada yang serbu TPS, maka saya tidak. Saya tawarkan program, bukan uang,” tandasnya.(njo)